Saat Kencing Si Kecil Menangis Kesakitan?

Balita anda menangis kesakitan saat pipis? Patut dicurigai adanya infeksi saluran kemih. Untuk itu musti segera diatasi, karena infeksi ini bisa mengakibatkan gagal ginjal. Infeksi saluran kemih (ISK) muncul ketika kuman di saluran kemih berkembang  biak dalam jumlah yang bermakna. Biasanya ditemukan lebih dari 100 ribu koloni kuman disetiap milliliter air seni segar.
Gejala
Pada usia bayi baru lahir sampai usia 1 tahun :
Suhu tubuh tiba-tiba panas tanpa sebab dan rewel, anak nafsu makan berkurang , tampak mengedan dan menangis kesakitan setiap kali pipis alias buang air kecil (BAK).
Pada Balita :
Selain demam, biasanya kencing tersendat, menangis kesakitan tiap kali pipis, warna kencing keruh dan kadang berbau busuk.
Pada anak usia 5 tahun ke atas :
Gejala lokalnya lebih menonjol lagi, yaitu saat kencing  sering merasa sakit dan kadang terdapat nyeri di pinggang. Gejala lainnya seperti ; vagina tampak kemerahan dan lubang kencingnya kecil, ujung penis tampak membengkak dan lubang pipisnya terlihat sempit.

Jenis Infeksi Saluran Kemih :
ISK Kompleks : yakni , ISK yang disebabkan kelainan bawaan saluran kemih, berupa sumbatan (obstruksi) dan refluks. Sumbatan bisa ada dimana-mana, antara lain di ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), di kandung kemih (buli-buli), di katup uretra posterior ( bagian uretra pada laki-laki), ginjal, uretra (saluran dari kandung kemih keluar tubuh), dan lainnya. Selain juga oleh adanya tumor yang menekan dari luar saluran kemih.
Refluks adalah aliran balik dari ureter. Normalnya, bila kencing, aliran seni akan menuju kandung kemih. Tapi karena ada refluks, air seni kembali ke ureter. Atau katupnya tidak paten.
ISK Simpleks : yakni, ISK tanpa bukti-bukti kelainan struktural maupun fungsional saluran kemih. Penyebabnya, bisa karena infeksi akibat daya tahan tubuh yang jelek.
ISK Hematogenik (melalui darah) : di dalam darah penderita terdapat kuman . ini bisa menyebabkan kematian tingkat tinggi. Bila ISK tidak segera tertangani, dapat berlanjut menjadi gagal ginjal. Ada  4 stadium  gagal ginjal, yaitu ; gagal ginjal dini, insufisiensi gagal ginjal kronik, gagal ginjal kronik, dan gagal ginjal terminal. Lamanya perjalanan penyakit dari ISK sampai terjadinya gagal ginjal, bergantung kepada berat ringan penyakitnya. Kalau sudah pada tahap gagal ginjal kronik, perlu dilakukan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal. Tentu ini memerlukan biaya yang sangat mahal. Kalau tidak juga ditangani, bisa menimbulkan kematian.
Penanganan  :

• Segera bawa anak ke dokter bila ditemukan gejala-gejala diatas.
• Biasanya dokter akan meminta dilakukan pemeriksaan air seni lengkap dan biakannya, untuk memastikan ada tidaknya ISK. Bila infeksi, maka jumlah sel darah putih dalam air seni meningkat dan ditemukan adanya kuman.
• Bila ada kecurigaan terjadi gangguan ginjal, biasanya akan diperiksa juga fungsi ginjalnnya melalui pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah.
• Pada kasus berat, dilakukan juga pemeriksaan pencitraan (radiologi) untuk melihat adanya kelainan anatomik. Yang paling  sederhana dan mudah dengan USG untuk melihat ginjal dan kandung kemihnya. Bila USG tidak mampu melihat kelainannya , maka dilakukan foto rontgen polos perut. Bila perlu, dilakukan pielografi intra vena, yaitu dengan suntikan kontras yang akan terlihat gambar organnya. Kadang dilakukan pula pemeriksaan dengan tehnik radionuklir, MRI, dan CT scan.
• Pengobatan disesuaikan dengan penyebab yang ditemukan dokter. Bila karena infeksi, maka infeksinya dulu yang diobati. Kalau ternyata refluks, diberi pencegahan agar tak sempat terkena infeksi. Kalau ada katup uretra posterior pada anak laki-laki, barulah dilakukan operasi.
• Pada ISK simpleks, biasanya berupa pemberian antibiotik. Paling lama pemberiannya 2 minggu (kalau perlu diulang), dan bisa sembuh total.
• Pengobatan ISK kompleks bisa makan waktu hingga 6 bulan. Perlu diingat, ISK jenis ini bisa kambuh lagi jika penderita lupa makan obat, memiliki kelainan yang terlalu berat, atau obatnya tidak mempan.
• Operasi dilakukan apabila ditemukan kelainan struktur anatomi.