Latest Updates
Showing posts with label motorik. Show all posts
Showing posts with label motorik. Show all posts

Perkembangan kemampuan motorik pada anak

Bayi belajar dengan berbuat sesuatu sejak hari pertama dilahirkan. Tidak seorangpun yang mengajarinya menggunakan tangan bersama dengan otot mulutnya untuk menyusu.
Menyusu merupakan salah satu contoh rangkaian gerak terkoordinasi yang disebut gerak refleks yang mampu dilakukan bayi. Kebanyakan anak dilahirkan dengan sebuah program motorik yang memungkinkan mereka melakukan hal ini dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan untuk bertahan hidup selama masa balita. Ketika bayi tumbuh, mereka belajar mengendalikan gerakan refleks tubuhnya, kali pertama dengan cara yang tidak sempurna. Beberapa gerakan pertamanya merupakan gerakan motorik kasar yang menggerakan seluruh tubuh, menendang, menghentakkan lengan, mengangkat punggung, atau menggelengkan kepala.
Beberapa proses bermanfaat dalam pengembangan sistem motorik. Bersama dengan berjalannya waktu, gerakan-gerakan seperti menyusu menjadi semakin refleks , lebih mahir dan kurang terpogram. Sebagai tambahan gerakan kasar, atau gerakan seluruh tubuh bayi menjadi semakin tepat atau semakin baik. Ia hanya memalingkan kepala, bukan seluruh tubuh, ke pintu ketika yah melangkah masuk. Ketika ia meraih sebuah mainan, ia hanya menggerakan lengan, tangan dan jari-jemari. Tidak lama kemudian bayi mulai mengembangkan kemampuan motorik halus, untuk menggunakan bagian-bagian jauh di badan, terutama tangan dan jari, dengan cara yang semakin baik dan tepat. Segera setelah itu dapat melakukan gerakan melambai hanya dengan dua jari dan menempatkannya di mulut. Gerakan tidak hanya menjadi lebih tepat, namun juga semakin menggunakan energi efesien, ketika bayi mulai menunjukan gerakan yang tak terkait satu dengan yan lain. Bayi yang menggunakan dua lengannya untuk meraih  mainan, sekarang hanya memakai lengan yang paling dekat dengan mainan. Lengannya yang lain sangat tenang pada tempatnya.
Bayi melihat ketika ia meraih menggunakan “tanggapan balik” dari matanya untuk membimbing jari. tanggapan balik terus-menerus yang diberikan mata membantu kontrol motorik halus menjadi semakin tepat. Kemudian, ia akan berjalan di jalan bersama dengan ayahnya, dan mengambil mainan yang terjatuh, menggunakan informasi yang didapatkan dengan melihat yang mengatakan kepadanya seberapa jauh berjalan dan seberapa jauh jangkauan tangannya untuk mengambil bola. ia akan memasukkan isyarat linguistik sang ayah dalam tindakan ketika ayahnya mengucapakan, “Hati-Hati nak”.
Setelah berkembang anak kecil semakin mampu melakukan rangkaian gerakan yang semakin panjang. Rangkaian gerakan menjadi cair, atau lembut, dan semakin cepat. Akhirnya rangkaian aksi motorik dilakukan secara akurat, efesien , lembut, cepat dan tanpa banyak pertimbangan. Hal tersebut tidak tampak terkait dengan fungsi lain, seperti melihat, berbicara, mendengarkan, yang membantu untuk membimbing perbuatan. Kita mengatakan bahwa gerakan-gerakan tersebut menjadi otomatis.

Merangsang Motorik Kasar



hanya rasa gembira yang dirasakan anak dalam permainan interaktif. Tapi ia juga bisa belajar banyak tentang dirinya, Anda dan lingkungan sekitarnya.

Memang, tak ada yang lebih menyenangkan daripada bermain dengan buah hati tercinta. Apalagi, kegiatan ini bisa pula memperkuat rasa cinta dan kedekatan dengan Anda, guru pertamanya. Tapi perlu diingat bahwa ketertarikan dan rentang perhatian murid kecil. Anda ini berbeda-beda atau terhadap suatu permainan. Jadi, pemberian stimulasi lewat permainan ini sebaiknya tidak berlebihan.

Marsha Gerdes, Ph.D, psikolog yang juga dokter anak di The Childrens Hospital of Philadelphia, Amerika Serikat, menyarankan agar orang tua cermat memperhatikan ekspresi atau sikap tubuh sang anak saat bermain. Jadi, segeralah berhenti bermain dan beristirahat begitu anak memalingkan muka, mengalihkan pandangan matanya, atau rewel.

Selain itu, pilihan permainan dapat dilakukan berdasarkan perkembangan keterampilan, sesuai umurnya. Keterampilan apa saja?

Tingkatkan keterampilan motorik kasarnya. Permainan berikut dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot besar pada tangan, kaki, dan tubuh.

Bayi baru lahir - 3 bulan: Main kaki dan tangan

Cara: Telentang kan bayi di atas alas yang rata. Sambil menyanyikan lagu favoritnya, tekuk kakinya perlahan-lahan, lalu luruskan kembali. Lakukan beberapa kali. Setelah itu, pegang tangannya, dan gerakkan turun naik perlahan-lahan. Ulangi permainan dalam posisi tidur menyamping atau tengkurap.

Manfaat: Membuat bayi sadar akan tubuhnya. Pada awal kehidupannya, bayi tidak dapat membedakan antara tubuhnya dan tubuh Anda. Seiring dengan irama lagu yang Anda nyanyikan, Anda juga dapat membantunya melakukan koordinasi gerakan-gerakan yang sederhana.

Usia 4-7 bulan: Ayo, ambil bolanya!

Cara: Letakkan bola plastik kecil di atas gelas kertas dengan posisi di luar jangkauan anak. Lalu, tunjukkan bagaimana cara mengambil dan menjatuhkannya. Bila perlu, geser bola hingga dekat dengannya.

Manfaat: Membantunya mengembangkan kemampuan koordinasi tangan, mata dan kakinya. Selain itu, aksi meraih sesuatu akan memberi pemahaman pada anak kalau ia dapat menggerakkan tubuhnya maju. Dengan begini, ia akan bersemangat untuk merangkak kelak.

Usia 8-12 bulan: Mana mainanku?

Cara: Bayi-bayi usia ini biasanya sudah mulai merangkak. Jadi, mengapa Anda tidak bergabung saja dengannya? Sebelumnya, tunjukkan padanya Anda menyembunyikan mainan berbunyi di bawah selembar selimut yang dihamparkan di depannya. Lalu, katakan, "Yuk, cari sama-sama!" Merangkaklah di belakangnya (seolah-olah sedang mengejarnya), dan bantu dia menemukan mainannya.

Manfaat: Selain melatih koordinasi dan kekuatan otot-ototnya, permainan ini juga melatih daya ingatnya.