Menyusu merupakan salah satu contoh rangkaian gerak terkoordinasi yang disebut gerak refleks yang mampu dilakukan bayi. Kebanyakan anak dilahirkan dengan sebuah program motorik yang memungkinkan mereka melakukan hal ini dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan untuk bertahan hidup selama masa balita. Ketika bayi tumbuh, mereka belajar mengendalikan gerakan refleks tubuhnya, kali pertama dengan cara yang tidak sempurna. Beberapa gerakan pertamanya merupakan gerakan motorik kasar yang menggerakan seluruh tubuh, menendang, menghentakkan lengan, mengangkat punggung, atau menggelengkan kepala.
Beberapa proses bermanfaat dalam pengembangan sistem motorik. Bersama dengan berjalannya waktu, gerakan-gerakan seperti menyusu menjadi semakin refleks , lebih mahir dan kurang terpogram. Sebagai tambahan gerakan kasar, atau gerakan seluruh tubuh bayi menjadi semakin tepat atau semakin baik. Ia hanya memalingkan kepala, bukan seluruh tubuh, ke pintu ketika yah melangkah masuk. Ketika ia meraih sebuah mainan, ia hanya menggerakan lengan, tangan dan jari-jemari. Tidak lama kemudian bayi mulai mengembangkan kemampuan motorik halus, untuk menggunakan bagian-bagian jauh di badan, terutama tangan dan jari, dengan cara yang semakin baik dan tepat. Segera setelah itu dapat melakukan gerakan melambai hanya dengan dua jari dan menempatkannya di mulut. Gerakan tidak hanya menjadi lebih tepat, namun juga semakin menggunakan energi efesien, ketika bayi mulai menunjukan gerakan yang tak terkait satu dengan yan lain. Bayi yang menggunakan dua lengannya untuk meraih mainan, sekarang hanya memakai lengan yang paling dekat dengan mainan. Lengannya yang lain sangat tenang pada tempatnya.
Bayi melihat ketika ia meraih menggunakan “tanggapan balik” dari matanya untuk membimbing jari. tanggapan balik terus-menerus yang diberikan mata membantu kontrol motorik halus menjadi semakin tepat. Kemudian, ia akan berjalan di jalan bersama dengan ayahnya, dan mengambil mainan yang terjatuh, menggunakan informasi yang didapatkan dengan melihat yang mengatakan kepadanya seberapa jauh berjalan dan seberapa jauh jangkauan tangannya untuk mengambil bola. ia akan memasukkan isyarat linguistik sang ayah dalam tindakan ketika ayahnya mengucapakan, “Hati-Hati nak”.
Setelah berkembang anak kecil semakin mampu melakukan rangkaian gerakan yang semakin panjang. Rangkaian gerakan menjadi cair, atau lembut, dan semakin cepat. Akhirnya rangkaian aksi motorik dilakukan secara akurat, efesien , lembut, cepat dan tanpa banyak pertimbangan. Hal tersebut tidak tampak terkait dengan fungsi lain, seperti melihat, berbicara, mendengarkan, yang membantu untuk membimbing perbuatan. Kita mengatakan bahwa gerakan-gerakan tersebut menjadi otomatis.
0 Response to "Perkembangan kemampuan motorik pada anak"
Post a Comment