Si Kecil Bertanya tentang Seksual dan Reproduksi, Duh..Bagaimana Ya Menjawabnya ?
Tuhan sang pencipta mengaruniai anak dengan dorongan alamiah untuk mengeksplorasi dunianya, dan memberi mereka alat belajar yang canggih dan berfungsi segera sesudah dia lahir. Pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan dan perasa yang mengirim ke otaknya berbagai informasi untuk diolah.
Kadang kita mungkin menjumpai si kecil bertanya seperti ini :
Bagaimana ade dilahirkan, lewat mana?”
, atau “apa itu rahim?
“kenapa manusia nggak punya sayap seperti burung?”
“apa itu penis?”
Anda bisa saja berpura-pura tidak mendengar dan mengabaikan pertanyaan si kecil yang terasa sulit itu. Namun resikonya anak akan bertanya dan mencari jawab dari sumber-sumber lain yang mungkin justru membahayakan keselamatan lahir dan batinnya. Tentunya anda tidak menginginkannya bukan?
Komunikasi terbuka adalah salah satu piranti terbaik mengasuh anak. Sebenarnya orang tua tidak perlu merasa terbebani jika anak bertanya bertubi-tubi. Mereka sedang tidak mengetes anda seperti dahulu guru atau dosen anda menguji anda. Dia juga sebenarnya tengah menawarkan kesempatan emas kepada anda sebuah perjalanan mengasyikkan yakni petualangan belajar bersamanya. Usia 4-12 tahun adalah masa penting pembangunan akhlak dan nilai-nilai hidup seorang anak. Allah menjadikan anak-anak di usia ini sangat terbuka dan berminat menerima berbagai hal dan informasi dari orang tuanya. Sebaiknya anda memang membiasakan diri bicara dengan si kecil sedini mungkin sehingga memupuk keberaniannya mengungkapkan isi hatinya, dan membangun kepercayaan diri anda sendiri untuk menjadi narasumber utama nilai-nilai dan pengetahuan untuknya. Dengan memulai sedini mungkin anda berarti mampu membangun suasana keterbukaan dan kejujuran.
Bagaimana cara bicara dengan si kecil ?
Coba anda amati dan catat selama 5 menit saja misalnya, cara anda bicara dengan anak, apakah anda selalu mulai pembicaraan dengan : jangan!” atau “Mama bilang…” atau “Pokoknya…” apakah anda cenderung berkhutbah? “Apakah anda memberinya kesempatan untuk lebih dulu mengungkapkan isi hatinya atau cenderung tabrak lari memberinya instruksi “bgini..” atau “begitu…” dan larangan ini atau itu kemudian meninggalkannya begitu saja dengan harapan si kecil akan melaksanakan semua perintah anda? Tahukah anda bahwa cara anda bicara sama pentingnya dengan isi pembicaraan anda. Berikut ini beberapa prinsip penting berbicara dengan anak :
- Mulailah selalu dengan doa agar Allah menuntun lisan anda dan menurunkan ilham untuk memberikan jawaban yang bukan saja dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah namun yang lebih penting dapat dipertanggungjawabkan secara benar. Misalnya si kecil bertanya apa sih itu “pellet?” Anda tentu tidak akan mengatakan begini “oh itu ilmu hitam untuk bikin perempuan senang sama laki-laki” bukan? Anda bisa mengatakan, “ setahu bunda itu suatu cara yang sangat dimurkai Allah untuk mempengaruhi perasaan seseorang.
- Kuasai materi pembicaraan semaksimal mungkin. Anda tidak harus menjadi pakar, tapi anda perlu menunjukan kepada si kecil bahwa anda tau apa yang dibicarakan . jadi , sebelum bicara dengan si kecil soal seks atau alcohol, sebaiknya anda membaca –baca lebih dulu. Yang lebih penting adalah anak tahu bahwa anda berusaha selalu belajar.
- Bersikaplah dapat dipercaya. Bila tidak tahu, katakan dengan jujur bahwa anda belum tahu.jangan membesar-besarkan atau memelintir fakta demi membuat anak misalnya, takut sehingga tidak melakukan sesuatu yang anda tak ingin ia lakukan. Anak perlu belajar bahwa ibu dan bapak mereka memang bisa dipercaya.
- Seperlunya saja. Tidak perlu ceramah berpanjang-panjang. Langsung saja ke inti pembicaraan. Dengan demikian konsentrasi dan daya tampung anak menangkap isi pembicaraan anda dapat maksimal.
- Bicara dengan jelas. Gunakan bahasa dan kalimat sederhana yang disesuaikan dengan usia si kecil.
- Hormatilah pandangan anak. Tanyakan pendapatnya. Dengarkan pembicaraannya sampai selesai.
- Ciptakan kehangatan dalam berkomunikasi dengan si kecil di berbagai kesempatan. Mengobrol ringan, membacakan buku, bergurau dan main tebakan adalah sarana komunikasi terbaik dengan anak, sehingga si kecil terbiasa terbuka dan tidak takut membuka diri kepada orangtuanya.
1 . tetap memulai pembicaraan dengan berdoa. Sebelum berbicara , penting bagi anda untuk mengenal betul diri anda dan nilai-nilai yang anda sendiri pegang. Anda bisa dengan mudah menjelaskan dari mana datangnya bayi dengan tetap tegas menyampaikan nilai-nilai agama sehingga si kecil akan menyadari dan memahami bahwa anak adalah karunia Allah yang harus diminta dalam sebuah lembaga suci bernama pernikahan.
2 . Anda merasa canggung dan tidak enak bicara tentang seks dengan si kecil? Anak akan segera menyadari hal ini dan bukan tidak mungkin juga menyerap dan meniru kecenderungan anda. Karenanya jauh lebih baik kalau sejak awal anda sudah mengakui kepada sikecil dan katakan kepadanya, ‘Sebenarnya Ayah/Ibu agak canggung bicara tentang hal ini karena menyangkut masalah aurat yang biasa kita tutupi dan tidak dibicarakan secara terbuka. Tapi Ayah/Ibu ingin tetap bicara denganmu karena kamu perlu belajar dan Ayah/Ibu juga perlu belajar.”
3. Ada orang yang tidak yakin mereka perlu bicara dengan si kecil tentang misanya masalah seks karena merasa “ah belum waktunya!”. Sebenarnya , secara sederhana saja kalau anak sudah bertanya maka itu artinya anak sudah siap menerima jawaban. Yang paling penting, berikan informasi sesederhana dan secukupnya , namun tunjukan kepada anak kesediaan anda untuk menjawab semua pertanyaannya sampai rasa ingin tahunya terpuaskan. Kalau anak sudah berhenti bertanya, anda perlu berhenti bicara.
4.Tidak usah khawatir kalau seorang anak berusia 4 tahun bertanya tentang seks maka dia akan tergoda mencoba-coba. Sebenarnya anak yang merasa harus menyembunyikan keingintahuannyalah yang justru lalu sembunyi-sembunyi bereksperimen dan main dokter-dokteran. Keterbukaan anda akan mengundang si kecil untuk juga terbuka.
5. Gunakan istilah-istilah yang tepat .Anda mengajar si kecil mengenali berbagai bagian tubuh seperti telinga, mata, hidung dengan nama yang sesungguhnya, maka lakukan juga saat mengajaaknya berbicara tentang tubuh manusia dan reproduksi. Katakana”penis” bukan “burung” atau “titit”, sebut “vagina”dan “vulva”, bukan “itunya adik.”katakana”payudara” bukan “nenen”.”semuai ini membantu anak memahami bahwa meski memang semua itu aurat tapi bukanlah misteri yang tak boleh dikenali dan dipelajari.
6.Jangan tertawakan anak. Anda mungkin merasa canggung dan salah tingkah sehingga sulit menahan tawa atau memang anda menganggapnya lucu.Namun tawa anda bisa menyebabkan anak merasa direndahkan dan menjadi enggan bicara. Kalau pun tawa anda tersembur, jujurlah dan katakan pada si kecil bahwa anda tidak bisa menahan tawa karena merasa canggung dan tidak biasa berbicara terbuka tentang aurat anda. Misalnya si kecil bertanya ‘kapan aku beli beha menyusui?’ di depan orang banyak di sebuah toko besar. Si pramuniaga dan pembeli lainnya tertawa geli, maka anda bisa mengatakan kepada si kecil agar bersabar beberapa tahun lagi sampai dia dewasa, tumbuh payudaranya, kemudian menikah dan melahirkan anak sehingga bisa memakai beha khusus untuk orang menyusui.
Percakapan dengan anak pra-sekolah
‘Dari mana datangnya bayi?”
“Bayi tumbuh beesar di dalam rahim ibu mereka sampai dengan siap dilahirkan.”
“Di sebelah mana perutnya ibu?”
“Ada tempat khusus namanya rahim atau uterus.”
“kok bisa masuk kesitu?”
“Ada sperma yang sangat kecil yang berasal dari tubuh seorang ayah masuk kedalam tubuh ibu dan bertemu dengan sebuah telur keciiiil…sekali disana. Lalu, sperma dan telur kecil ini bergabung dan menjadikan seorang bayi kecil. Kalau nanti sudah agak besar, bayinya lahir.”
Percakapan dengan anak usia sekolah
”Bagaimana caranya bayi keluar?”
“Lewat sebuah bukaan khusus diantara kedua kaki ibu. Namanya vagina . kulit dan otot vagina bisa meregang sehingga cukup tempat untuk dilewati bayi, biasanya kepala bayi lebih dulu keluar.
10. Biasakan menjawab segera. Jangan menunda-nunda hanya karena menunggu anda sendiri siap mental. Bisa jadi anda siap pada waktu anak anda sudah tidak berminat atau sudah mendapat informasi yang mungkin keliru dari sumber lain.
11. Bersiaplah mungkin anda harus sering mengulang-ulang penjelasan anda. Anak mempelajari seksualitas secara perlahan-lahan dan bertahap sampai mereka cukup matang untuk mengolah potongan demi potongan pengetahuan yang diperolehnya dari anda. Pendidikan mengenai seksualitas dan reproduksi adalah proses belajar yang panjang, karena tidak bisa dipisahkan dari pendidikan keimanan.
12.Kuasai pula sumber-sumber informasi yang dimiliki anak sehingga anda mampu memberikan pengetahuan yang unggul dan berkualitas. Tidak sedikit anak yang memperoleh potongan-potongan informasi tentang seksualitas dari televisi, misalnya, sehingga kemudian membentuk konsep yang keliru. Pelajari apa yang anak-anak peroleh dari sumber-sumber seperti itu, lalu siapkan informasi yang jauh lebih bermutu untuk anda sampaikan kepadanya.
0 Response to "Bila Si Kecil Bertanya Tentang Seks dan Reproduksi"
Post a Comment