Latest Updates

Mendidik Tanpa Teriakan atau Pukulan


SALAH satu tantangan orang tua adalah mendisiplinkan anak. Antara usia dua tahun sampai 10 tahun, anak seperti busa, dan mereka belajar dan menyerap apapun yang ada di sekelilingnya. Anak meniru perilaku orang tua. Tugas orang tua adalah membimbing, memberi kasih sayang, dan juga memberikan bantuan agar anak dapat mengendalikan dorongan dalam dirinya. Tidak pernah mudah sebenarnya mendisiplinkan anak, tapi jika anda ingat arti dari disiplin adalah melatih anak untuk dapat mengendalikan dorongan dari dalam dirinya sehingga tercapai tujuan yang mulia, maka mendidik anak tidak sesulit yang anda bayangkan.
Mendidik anak tidak sama dengan menghukum, bukan membully. Tujuan pendidikan adalah menjadikan anak bahagia dan produktif (memberikan hasil karya nyata untuk kehidupan ini).

Mulailah dengan ATURAN:

Anak membutuhkan keteraturan dalam hidup. Buatlah lingkungan yang dapat ditebak anak dan anak mengharapkan anda sebagai Orang tua juga dapat ditebak. Agar anak mendapatkan keteraturan di rumah, Orang tua perlu membuat aturan di rumah. Anak perlu memahami aturan, apa yang terjadi ketika aturan dilanggar, dan juga apa yang terjadi ketika anak mengikuti aturan.
Orang tua perlu membuat aturan. Cukup empat sampai lima aturan. Aturan sebaiknya dalam bentuk kalimat lengkap. Contohnya:
  • Setiap anggota keluarga tertib waktu dalam mengikuti kegiatan rutin sehari-hari
  • Setiap anggota keluarga  menghormati dan menghargai seluruh anggota
  • Setiap anggota keluarga bertanggung jawab terhadap kebersihan, kerapihan dan keindahan dirinya dan lingkungan rumah
  • Setiap anggota keluarga memberikan hasil yang terbaik terhadap tugas yang diberikan
  • Setiap anggota keluarga boleh bersenang-senang setelah menyelesaikan tugasnya
Aturan ini perlu dijelaskan kepada anak. Minta anak untuk menyebutkan bagaimana kira-kira penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (tampak seperti apa dan tidak tampak seperti apa) supaya anak paham maksud aturan tersebut.
Aturan ini perlu ditempel di tempat yang semua anggota keluarga dapat melihat, termasuk anak yang masih kecil. Mungkin mereka belum dapat membaca tapi mereka dapat memahami maksud dari tulisan yaitu tentang aturan.  

Memberikan KONSEKUENSI saat anak melanggar ATURAN:

  • Mengambil hak anak
  • Memberikan tugas yang tidak dikerjakan anak
  • Memberikan waktu untuk berpikir (“time outs”)
  • Contoh-contoh di atas ini merupakan konsekuensi atau sanksi pada hal-hal yang ditinggalkan anak daripada memukul atau berteriak-teriak
  • Ketika anak masih kecil, orang tua sebaiknya konsisten dengan memberikan konsekuensi dari perilaku anak
  • Setelah anak besar, orang tua sudah dapat berkomunikasi dengan anak dan anak juga sudah memahami apa yang dimaksud dengan konsekuensi
  • Anak sudah dapat memilih apa yang akan dikerjakannya

Melakukan DISKUSI KELOMPOK setiap akhir pekan:

  • Orang tua sebaiknya melakukan diskusi kelompok setiap hari Ahad
  • Orang tua meminta anak-anak untuk menyampaikan hal-hal yang sudah mereka lakukan atau langgar berkaitan dengan aturan yang telah disepakati
  • Orang tua memimpin diskusi untuk menyelesaikan beberapa pelanggaran yang dilakukan kakak atau adik
  • Orang tua juga perlu menjelaskan mengapa memberikan konsekuensi pada perilaku yang melanggar aturan
  • Orang tua atau anak dapat menyimpulkan kesepakatan baru apa yang sama-sama disepakai untuk dikerjakan agar tidak lagi terjadi pelanggaran aturan
  • Tujuan dari diskusi kelompok adalah melatih anak berkomunikasi dengan Orang tua ketika ada masalah (maupun jika tidak ada masalah) sehingga tercapai kesepakatan baru yang sudah dipahami bersama dan akan dicoba untuk dilakukan pekan berikutnya.
  • Biasanya dilaksanakan bersamaan dengan pembagian uang saku untuk masing-masing anak.

Ketika anak MENGIKUTI ATURAN:

  • Orang tua sebaiknya tidak memberikan hadiah tapi memberikan penghargaan atas usaha yang dilakukannya
  • Orang tua mungkin perlu mengobrol dengan anak saat anak melaksanakan aturan, untuk memberikan pemahaman pentingnya usaha optimal untuk meningkatkan prestasi atau melakukan yang terbaik sesuai dengan apa yang disebutkan dalam aturan
  • Orang tua boleh memberikan kesenangan setelah anak berusaha yang terbaik yang dapat mereka lakukan atau mendiskusikan kesenangan apa yang mau dilakukan anak setelah berusaha seoptimal mungkin (merayakan usaha optimal yang dilakukan anak).
  • Bantulah anak untuk melakukan sesuatu karena ia senang melakukannya bukan karena takut dihukum atau mendapatkan hadiah.

Penutup

Kebanyakan orang tua menginginkan anaknya untuk mandiri. Anak yang mandiri tidak selalu menurut apa kata orang tua, tapi mereka akan bertanya. Pertanyaan dari anak bukan merupakan sikap melawan tapi mencoba lebih memahami apa keinginan orang tua. Hadapilan dengan sabar dan kreatif.
Anak terlahir dalam kondisi baik. Fitrah menunjukkan bahwa anak seperti tambang yang harus digali karena ada sejumlah potensi-potensi yang baik di dalam diri anak. Anak sebenarnya hanya membutuhkan bimbingan dan disiplin agar anak tahu bagaimana berperilaku baik serta  memberikan bantuan agar tahu apa yang terbaik untuknya. Disiplin dan bimbingan kepada anak lebih baik dalam mendidik anak dibanding pukulan atau teriakan. Anak akan berkembang lebih baik jika orang tua lebih banyak mendidik, mengajar daripada menghukum.
Anak-anak kecil lebih baik jika dibimbing dengan disiplin. Usia tiga tahun anak sudah dapat berbicara dan mendengar alasan mengapa satu tingkah laku boleh atau tidak boleh dilakukan. Anak sudah dapat memahami aturan dan konsekuensi. Anak usia tujuh tahun ke atas membutuhkan penghargaan atas kemampuannya mengendalikan dirinya. Usapan di bahu, pelukan, atau cara lainnya dapat diberikan kepada anak yang sudah besar.
Hindari menggunakan alat atau tangan untuk memukul anak. Metode menghukum akan merusak harga diri anak, membangun rasa dendam pada anak, dan memberikan masalah di masa depan anak.

0 Response to "Mendidik Tanpa Teriakan atau Pukulan "

Post a Comment