Peraturan Pemberian ASI Eksklusif Dukung Perbaikan Gizi di Indonesia

Salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan anak adalah dengan memberikan ASI eksklusif sedari dirinya bayi. ASI eksklusif diberikan pada bayi sejak dia lahir sampai usia 6 bulan tanpa mengurangi atau memberikan makanan tambahan lain. Tak cuma untuk bayi, ASI pun terbukti memberikan banyak manfaat untuk sang ibu.

Sayangnya, pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih terhitung sedikit. "Hanya sekitar 37% partisipasi ASI ini diberikan," ujar Ir Doddy Izwardi, MA, Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, dalam temu media 'Puncak Perayaan Pekan ASI Sedunia Tingkat Nasional 2014', dan ditulis pada Sabtu (13/9/2014).

Menurut Doddy, ASI yang menjadi makanan pertama bayi baru lahir mampu menjadi salah satu investasi gizi dan dapat memutuskan kemiskinan negara. Hal ini disebabkan oleh manfaat ASI yang banyak mengandung gizi baik.

Untungnya, tahun 2013 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Perpres ini pun turut mendukung Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif. Sebab kebijakan ASI eksklusif turut mendukung percepatan perbaikan gizi.

Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian ASI eksklusif akan tercapai. Pemerintah pun bisa memberikan sanksi tegas kepada pihak-pihak yang menghambat langkah menuju keberhasilan menyusui.

Contohnya adalah fasilitas atau ruang untuk ibu menyusui dan memerah ASI. "Tekanan dari lingkungan sekitar dan rasa tidak percaya diri sejak mengandung bisa membuat ibu mengalami kesulitan untuk bisa menyusui buah hatinya," jelas dr Utami Roesli, SpA, MBA IBCLC FABM.

Untuk mendukung kegiatan menyusui, pemerintah pun turut merayakan Pekan ASI Sedunia yang biasa diselenggarakan pada 1-7 Agustus pada 15 September 2014. Tema yang diangkat pada tahun ini memiliki judul yang berkaitan dengan piala dunia 2014, yaitu 'Breastfeeding: A Winning Goal for Life' dan diadaptasi dalam tema nasional 'Menyusui: Kemenangan untuk Kehidupan'.