Latest Updates

Kok Si Kecil Ngomongnya Kasar ?

Sejak melahirkan putri  pertamanya, Brigitta memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja. Namun sejak si kecil masuk taman kanak-kanak, ternyata  seringkali mengucapkan kata-kata yang mengagetkan, seperti nama-nama binatang ataupun kotoran untuk menumpahkan amarahnya.
Anda mungkin pernah mengalami kisah semacam ini. Tenang , Anda tidak sendiri. Banyak kok keluarga yang juga mengalami ini, dan banyak suami istri yang jadi bertengkar gara-gara salah paham tentang penyebabnya. Memang apa sih penyebabnya? Berbagai teori psikologi bisa dipaparkan untuk menjelaskan hal ini.
Salah seorang perintis ilmu psikologi bernama Edwin Lynn Thorndike mengemukakan Law of effect yang sering diterjemahkan bebas sebagai hukum perilaku. Ia menyatakan bahwa semua respon yang mengarahkan pada hasil yang memuaskan akan lebih sering diulangi, dan sebaliknya respon yang memberikan hasil yang tak memuaskan cenderung tidak diulangi. Contoh paling mudah untuk kita orang dewasa, ketika kita berbelanja di suatu supermarket dan ternyata benar-benar mendapat harga yang lebih murah sekaligus pelayanan yang menyenangkan, kemungkinan besar kita akan berbelanja lagi di sana. Sebaliknya kalau ternyata harga-harganya mahal dan kualitas barangnya tidak memuaskan ditambah pelayanan yang buruk, tentu saja kita malas berbelanja di sana.
Tentu saja ini terjadi juga pada anak. Ketika mereka mendapatkan keuntungan atau kesenangan setelah melakukan perilaku tertentu, sudah tentu itu akan dia ulangi terus. Contohnya ketika seorang anak mengatakan kata-kata tak pantas, orang di sekililingnya tertawa karena menganggap lucu sekali anak kecil mengatakan itu, tentu saja anak akan mengulangi perkataan tak pantasnya ini.
Ternyata yang menimbulkan kesenangan buat anak adalah PERHATIAN. Yang paling mengejutkan, ternyata  yang disebut perhatian itu ada yang positif dan ada yang negatif :
Perhatian positif : bisa berupa pelukan , ciuman, belaian, tepuk tangan, senyum manis orang tua, teriakan gembira, dll.
Perhatian negatif ; bisa berupa kemarahan, pelototan mata, hukuman, cubitan, pukulan, omelan, nasehat panjang lebar, dll.
Perhatikan mana yang kiranya paling disukai si kecil :
  1. Diberi senyum manis
  2. atau diberi pelototan sebal
  3. diabaikan / dicuekin.
Banyak penelitian tentang anak membuktikan bahwa anak paling memilih diberi senyum manis. Jika dia tidak mendapatkan senyum manis, dia masih lebih menyukai diberi pelototan sebal, dan paling tidak memilih diabaikan alias dicuekin. Nah , kabar baiknya, pengetahuan tentang pilihan anak ini sangat bisa lho kita pakai untuk mengatasi  omongan kasar anak.
Seorang ahli bernama Jean Piaget mengingatkan kita bahwa anak yang berusia dibawah 11 tahun bisa betul-betul paham jika kita memberitahukan anak dengan cara yang kongkrit. Kongkrit disini artinya anak bisa melihat, mendengar, atau menyentuhnya. Kalau anak hanya diminta membayangkan saja, dia sulit mengerti. Itulah dia mengapa anak sangat sulit membayangkan ‘sakit hati’ atau ‘ orang lain marah’ . banyak anak, terutama dibawah usia 7 tahun, juga sulit memahami nasehat dan omelan orang tua, apalagi kalau diberikan dengan panjang lebar dan contoh-contoh yang harus dibayangkan oleh anak. Bukan berarti tidak boleh memberi nasehat, boleh saja namun jangan terlalu berharap anak akan langsung mengubah perilakunya.
Beberapa cara yang sering dilakukan oleh orang tua :
  • Power assertion, alias usaha menghentikan perilaku buruk anak lewat tekanan orang tua, bisa berupa tuntutan, ancaman, menarik hak anak, dan berbagai hukuman lain, termasuk hukuman fisik alias corporal punishment.
  • Indictive technique, alias mendorong anak berperilaku baik dengan menentukan dan mengkomunikasikan batasan aturan rumah, mengingatkan konsekuensi yang akan didapat anak ( dan menjalankannya), mendiskusikan aturan ruamh bersama anak, bernegosiasi dll.
  • Withdrawal of love,  mencakup mengabaikan, mengisolasi anak, menunjukan rasa tidak suka pada anak.
Semua perilaku di atas bisa dilakukan, kecuali menghukum dengan hukuman fisik. Namun tentu saja perlu kombinasi yang tepat, dengan lebih banyak kasih sayang ketika sedang melakukannya. Bukan dengan kemarahan. Ingat , sekali saja Anda terjebak dalam kemarahan Anda ketika melakukan berbagai cara diatas, Anda mungkin tidak akan bisa mengendalikan diri sendiri.
Cara lain yang bisa kita lakukan ketika anak ngomong kasar antara lain :
  • Abaikan , seakan-akan Anda tak mendengar apapun. Focus saja pada apa yang sedang Anda lakukan, misalnya tetap mencuci atau menyedot juice Anda. Mungkin anak bingung karena Anda tak bertindak, dan dia berusaha menarik perhatian Anda dengan mengatakannya lebih keras. Tetaplah abaikan !
  • Cara lain adalah pura-pura salah mendengar. Contohnya ketika anak mengatakan kata-kata kasar, Anda menanggapi yang dia katakana dengan kata-kata lain yang lebih netral/ posiitif, “Kamu bilang Kucing? Oh maksudmu anjing lucu? Ya, memang asyik sekali bermain dengan anjing lucu!” padahal mungkin dia sama sekali tak mengatakan anjing atau kucing.
  • Bisa juga dengan tetap memandang anak, tapi seakan-akan tak bisa mendengar. Contohnya ketika anak mengucapkan kata kasar, Anda tetap menatapnya, namun dengan wajah bingung  seakan-akan Andaa tak memahami apa yang anak katakana. Anda malah bisa mengubahnya sebagai permainan tatap-menatap, yang menang adalah yang bisa menatap paling lama tanpa berkedip (sesekali Anda yang kalah ya).
  • Yang paling penting , setelah anak mengucapkan kata-kata yang sopan kembali, Anda harus menanggapinya dengan ramah. Perbedaan perilaku Anda ini (perlu cukup kongkrit, cukup terlihat oleh anak ya) akan membuat anak sadar bahwa Anda tak menyukai kata-kata  kasar itu, tapi Anda lebih menyukai kata-kata netral / positif yang dia ucapkan. Boleh kok ditambahi dengan pelukan atau tepuk tangan.
  • Esoknya boleh kok dijelaskan dengan kata-kata sederhana bahwa Anda tak mau dia mengucapkan kata-kata itu (sebutkan saja). Namun jangan lupa member contoh perkataan apa yang Anda perbolehkan. Anda bisa  bilang begini misalnya, “Kalau kamu marah, bilang saja ke mama ‘ aku marah Ma!’ dan mama akan peluk kamu supaya kamu lebih tenang.”
  • Kalau anak betul-betul kesulitan untuk menghentikan kata-kata tertentu, lokalisir penggunaan katanya. Anda bisa memberi contoh , “Boleh bilang’ bodo’ kepada kucing liar yang mencuri ikan goreng kita, tapi tak boleh bilang ‘bodoh’ kepada kakak. Kakak kan orang.”
  • Batasi tontoan anak, cermati jangan sampai anak menonton acara yang  bukan untuk anak. Batasi juga jam menontonnya (dibawah 2 tahun sama sekali tidak boleh menonton TV ya)
  • Beberapa lagu dewasa juga mengandung kata-kata tak pantas, jadi pilihlah lagu-lagu yang Anda nyanyikan atau senandungkan.
  • Cermati bicara Anda dan anggota keluarga lain (termasuk pengasuh anak). Jangan sampai ternyata Andalah yang memberikan contoh berbagai penggunaan kata-kata kasar ini.
  • Cermati perilaku Anda dan anggota keluarga lain ketika sedang marah. Ketika sedang marah, seringkali kita lepas kontrol dan justru jadi mengucapkan berbagai kata tak pantas tanpa disadari . kontrol diri Anda !
  • Perhatikan lingkungan pergaulan anak. Sesekali minta anak lain bermain dirumah dibandingkan anak yang bermain di luar rumah, dan Anda bisa sekaligus memberi contoh dan tindak disiplin penuh kasih bagi anak lain untuk berperilaku lebih santun.
  • Kerjasama dengan guru di sekolah untuk lebih memperhatikan perkataan anak.
  • Selamat mencoba !

Perkembangan kemampuan motorik pada anak

Bayi belajar dengan berbuat sesuatu sejak hari pertama dilahirkan. Tidak seorangpun yang mengajarinya menggunakan tangan bersama dengan otot mulutnya untuk menyusu.
Menyusu merupakan salah satu contoh rangkaian gerak terkoordinasi yang disebut gerak refleks yang mampu dilakukan bayi. Kebanyakan anak dilahirkan dengan sebuah program motorik yang memungkinkan mereka melakukan hal ini dan tindakan-tindakan lain yang diperlukan untuk bertahan hidup selama masa balita. Ketika bayi tumbuh, mereka belajar mengendalikan gerakan refleks tubuhnya, kali pertama dengan cara yang tidak sempurna. Beberapa gerakan pertamanya merupakan gerakan motorik kasar yang menggerakan seluruh tubuh, menendang, menghentakkan lengan, mengangkat punggung, atau menggelengkan kepala.
Beberapa proses bermanfaat dalam pengembangan sistem motorik. Bersama dengan berjalannya waktu, gerakan-gerakan seperti menyusu menjadi semakin refleks , lebih mahir dan kurang terpogram. Sebagai tambahan gerakan kasar, atau gerakan seluruh tubuh bayi menjadi semakin tepat atau semakin baik. Ia hanya memalingkan kepala, bukan seluruh tubuh, ke pintu ketika yah melangkah masuk. Ketika ia meraih sebuah mainan, ia hanya menggerakan lengan, tangan dan jari-jemari. Tidak lama kemudian bayi mulai mengembangkan kemampuan motorik halus, untuk menggunakan bagian-bagian jauh di badan, terutama tangan dan jari, dengan cara yang semakin baik dan tepat. Segera setelah itu dapat melakukan gerakan melambai hanya dengan dua jari dan menempatkannya di mulut. Gerakan tidak hanya menjadi lebih tepat, namun juga semakin menggunakan energi efesien, ketika bayi mulai menunjukan gerakan yang tak terkait satu dengan yan lain. Bayi yang menggunakan dua lengannya untuk meraih  mainan, sekarang hanya memakai lengan yang paling dekat dengan mainan. Lengannya yang lain sangat tenang pada tempatnya.
Bayi melihat ketika ia meraih menggunakan “tanggapan balik” dari matanya untuk membimbing jari. tanggapan balik terus-menerus yang diberikan mata membantu kontrol motorik halus menjadi semakin tepat. Kemudian, ia akan berjalan di jalan bersama dengan ayahnya, dan mengambil mainan yang terjatuh, menggunakan informasi yang didapatkan dengan melihat yang mengatakan kepadanya seberapa jauh berjalan dan seberapa jauh jangkauan tangannya untuk mengambil bola. ia akan memasukkan isyarat linguistik sang ayah dalam tindakan ketika ayahnya mengucapakan, “Hati-Hati nak”.
Setelah berkembang anak kecil semakin mampu melakukan rangkaian gerakan yang semakin panjang. Rangkaian gerakan menjadi cair, atau lembut, dan semakin cepat. Akhirnya rangkaian aksi motorik dilakukan secara akurat, efesien , lembut, cepat dan tanpa banyak pertimbangan. Hal tersebut tidak tampak terkait dengan fungsi lain, seperti melihat, berbicara, mendengarkan, yang membantu untuk membimbing perbuatan. Kita mengatakan bahwa gerakan-gerakan tersebut menjadi otomatis.

Bila Si Kecil Bertanya Tentang Seks dan Reproduksi


Si Kecil Bertanya tentang Seksual dan Reproduksi, Duh..Bagaimana Ya Menjawabnya ?
Tuhan sang pencipta mengaruniai anak dengan dorongan alamiah untuk mengeksplorasi dunianya, dan memberi mereka alat belajar yang canggih dan berfungsi segera sesudah dia lahir. Pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan dan perasa yang mengirim ke otaknya berbagai informasi untuk diolah.
Kadang  kita mungkin menjumpai si kecil bertanya seperti ini :
Bagaimana ade dilahirkan, lewat mana?”
, atau “apa itu rahim?
“kenapa manusia nggak punya sayap seperti burung?”
“apa itu penis?”
Anda bisa saja berpura-pura tidak mendengar dan mengabaikan pertanyaan si kecil yang terasa sulit itu. Namun resikonya anak akan bertanya dan mencari jawab dari sumber-sumber lain  yang mungkin justru membahayakan keselamatan lahir dan batinnya. Tentunya anda tidak menginginkannya bukan?
Komunikasi terbuka adalah salah satu piranti terbaik mengasuh anak. Sebenarnya orang tua tidak perlu merasa terbebani jika anak bertanya bertubi-tubi. Mereka sedang tidak mengetes anda seperti dahulu guru atau dosen anda menguji anda. Dia juga sebenarnya tengah menawarkan kesempatan emas kepada anda sebuah perjalanan  mengasyikkan yakni petualangan belajar bersamanya. Usia 4-12 tahun adalah masa penting pembangunan akhlak dan nilai-nilai hidup seorang anak. Allah menjadikan anak-anak di usia ini sangat terbuka dan berminat menerima berbagai hal dan informasi dari orang tuanya. Sebaiknya anda memang membiasakan diri bicara dengan si kecil sedini mungkin sehingga memupuk keberaniannya mengungkapkan isi hatinya, dan membangun kepercayaan diri anda sendiri untuk menjadi narasumber utama nilai-nilai dan pengetahuan untuknya. Dengan memulai sedini mungkin anda berarti mampu membangun suasana keterbukaan dan kejujuran.
Bagaimana cara bicara dengan si kecil ?
Coba anda amati dan catat selama 5 menit saja misalnya, cara anda bicara dengan anak, apakah anda selalu mulai pembicaraan dengan : jangan!” atau “Mama bilang…” atau “Pokoknya…” apakah anda cenderung berkhutbah? “Apakah anda memberinya kesempatan untuk lebih dulu mengungkapkan isi hatinya atau cenderung tabrak lari memberinya instruksi “bgini..” atau “begitu…” dan larangan ini atau itu kemudian meninggalkannya begitu saja  dengan harapan si kecil akan melaksanakan semua perintah anda?  Tahukah anda bahwa cara anda bicara sama pentingnya dengan isi pembicaraan anda. Berikut ini beberapa prinsip penting berbicara dengan anak :
  1. Mulailah selalu dengan doa agar Allah menuntun lisan anda dan menurunkan ilham untuk memberikan jawaban yang bukan saja dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah namun yang lebih penting dapat dipertanggungjawabkan secara  benar. Misalnya si kecil bertanya apa sih itu “pellet?” Anda tentu tidak akan mengatakan begini “oh itu ilmu hitam untuk bikin perempuan senang sama laki-laki” bukan? Anda bisa mengatakan, “ setahu bunda itu suatu cara yang  sangat dimurkai Allah untuk mempengaruhi perasaan seseorang.
  2. Kuasai  materi pembicaraan semaksimal mungkin. Anda tidak harus menjadi pakar, tapi anda perlu menunjukan kepada si kecil bahwa anda tau apa yang dibicarakan . jadi , sebelum bicara dengan si kecil soal seks atau alcohol, sebaiknya anda membaca –baca lebih dulu. Yang lebih penting adalah anak tahu bahwa anda berusaha selalu belajar.
  3. Bersikaplah dapat dipercaya. Bila tidak tahu, katakan dengan jujur bahwa anda belum tahu.jangan membesar-besarkan atau memelintir fakta demi membuat anak misalnya, takut sehingga tidak melakukan sesuatu yang anda tak ingin ia lakukan. Anak perlu belajar bahwa ibu dan bapak mereka memang bisa dipercaya.
  4. Seperlunya saja. Tidak perlu ceramah berpanjang-panjang. Langsung saja ke inti pembicaraan. Dengan demikian konsentrasi dan daya tampung anak menangkap isi pembicaraan anda dapat maksimal.
  5. Bicara dengan jelas. Gunakan bahasa dan kalimat sederhana yang disesuaikan dengan usia si kecil.
  6. Hormatilah pandangan anak. Tanyakan pendapatnya. Dengarkan pembicaraannya sampai selesai.
  7. Ciptakan kehangatan dalam berkomunikasi dengan si kecil di berbagai kesempatan. Mengobrol ringan, membacakan buku, bergurau dan main tebakan adalah sarana komunikasi terbaik dengan anak, sehingga si kecil terbiasa terbuka dan tidak takut membuka diri kepada orangtuanya.
Bagaimana ketika si kecil bertanya tentang seksualitas dan reproduksi?
1 . tetap memulai pembicaraan dengan berdoa. Sebelum berbicara , penting bagi anda untuk mengenal betul diri anda dan nilai-nilai yang anda sendiri pegang. Anda bisa dengan mudah menjelaskan dari mana datangnya bayi dengan tetap tegas  menyampaikan nilai-nilai agama sehingga si kecil akan menyadari dan memahami bahwa anak adalah karunia Allah yang harus diminta dalam sebuah lembaga suci bernama pernikahan.
2 . Anda merasa canggung dan tidak enak bicara tentang seks dengan si kecil? Anak akan segera menyadari hal ini dan bukan tidak mungkin  juga menyerap dan meniru kecenderungan anda. Karenanya jauh lebih baik kalau sejak awal anda sudah mengakui kepada sikecil dan katakan  kepadanya, ‘Sebenarnya Ayah/Ibu agak canggung bicara tentang hal ini karena menyangkut masalah aurat yang biasa kita tutupi dan tidak dibicarakan secara terbuka. Tapi Ayah/Ibu ingin tetap bicara denganmu karena kamu perlu belajar dan Ayah/Ibu juga perlu belajar.”
3. Ada orang yang tidak yakin mereka perlu bicara dengan si kecil tentang misanya masalah seks karena merasa “ah belum waktunya!”. Sebenarnya , secara sederhana saja kalau anak sudah bertanya maka itu artinya anak sudah siap menerima jawaban. Yang paling penting, berikan informasi sesederhana dan secukupnya , namun tunjukan kepada anak kesediaan anda untuk menjawab semua pertanyaannya sampai rasa ingin tahunya terpuaskan. Kalau anak sudah berhenti bertanya, anda perlu berhenti bicara.
4.Tidak usah khawatir kalau seorang anak berusia 4 tahun bertanya tentang seks maka dia akan tergoda mencoba-coba. Sebenarnya anak yang merasa harus menyembunyikan keingintahuannyalah yang justru lalu sembunyi-sembunyi bereksperimen dan main dokter-dokteran. Keterbukaan anda akan mengundang si kecil untuk juga terbuka.
5.   Gunakan istilah-istilah yang tepat .Anda mengajar si kecil mengenali berbagai bagian tubuh seperti telinga, mata, hidung dengan nama yang sesungguhnya, maka lakukan juga saat mengajaaknya berbicara tentang tubuh manusia dan reproduksi. Katakana”penis” bukan “burung” atau “titit”, sebut “vagina”dan “vulva”, bukan “itunya adik.”katakana”payudara” bukan “nenen”.”semuai ini membantu anak memahami bahwa meski memang semua itu aurat  tapi bukanlah misteri yang tak boleh dikenali dan dipelajari.
6.Jangan tertawakan anak. Anda mungkin merasa canggung dan salah tingkah sehingga sulit menahan tawa atau memang anda menganggapnya lucu.Namun tawa anda bisa menyebabkan anak merasa direndahkan dan menjadi enggan bicara. Kalau pun tawa anda tersembur, jujurlah dan katakan pada si kecil bahwa anda tidak bisa menahan tawa karena merasa canggung dan tidak biasa berbicara terbuka tentang aurat anda. Misalnya si kecil bertanya ‘kapan aku beli beha menyusui?’ di depan orang banyak di sebuah toko besar. Si pramuniaga dan pembeli lainnya tertawa geli, maka anda bisa mengatakan kepada si kecil agar bersabar beberapa tahun lagi sampai dia dewasa, tumbuh payudaranya, kemudian menikah dan melahirkan anak sehingga bisa memakai beha khusus untuk orang menyusui.
Percakapan dengan anak pra-sekolah
‘Dari mana datangnya bayi?”
“Bayi tumbuh beesar di dalam rahim ibu mereka sampai dengan siap dilahirkan.”
“Di sebelah mana perutnya ibu?”
“Ada tempat khusus namanya rahim atau uterus.”
“kok bisa masuk kesitu?”
“Ada sperma yang sangat kecil yang berasal dari tubuh seorang ayah masuk kedalam tubuh ibu dan bertemu dengan sebuah telur keciiiil…sekali disana. Lalu, sperma dan telur kecil ini bergabung dan menjadikan seorang bayi kecil. Kalau nanti sudah agak besar,  bayinya lahir.”
Percakapan dengan anak usia sekolah
”Bagaimana caranya bayi keluar?”
“Lewat sebuah bukaan khusus diantara kedua kaki ibu. Namanya vagina . kulit dan otot vagina bisa meregang sehingga cukup tempat untuk dilewati  bayi, biasanya kepala bayi lebih dulu keluar.

10. Biasakan menjawab segera. Jangan menunda-nunda hanya karena menunggu anda sendiri siap mental. Bisa jadi anda siap  pada waktu anak anda sudah tidak berminat atau sudah mendapat informasi  yang mungkin keliru dari sumber lain.
11. Bersiaplah mungkin anda harus sering mengulang-ulang penjelasan anda. Anak mempelajari seksualitas secara perlahan-lahan dan bertahap sampai mereka cukup matang untuk mengolah potongan demi potongan pengetahuan yang diperolehnya dari anda. Pendidikan mengenai seksualitas dan reproduksi adalah proses belajar yang panjang, karena tidak bisa dipisahkan dari pendidikan keimanan.
12.Kuasai pula sumber-sumber informasi yang dimiliki anak sehingga anda mampu memberikan pengetahuan yang unggul dan berkualitas. Tidak sedikit anak yang memperoleh potongan-potongan informasi tentang seksualitas dari televisi, misalnya, sehingga kemudian membentuk konsep yang keliru. Pelajari apa yang anak-anak peroleh dari sumber-sumber seperti itu, lalu siapkan informasi yang jauh lebih bermutu untuk anda sampaikan kepadanya.

Anak Dengan Potensi Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik sejajar dengan tujuh kecerdasan lain, yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan logik matematik, kecerdasan visual dan spasial, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Apa maksud kecerdasan fisik atau kinestetik itu?Psikolog Ike R Sugianto menjelaskan, kecerdasan fisik (kinestetik.red) yaitu kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, kekuatan, keterampilan dan mengekspresikan dirinya terkait dengan olah tubuh. Anak-anak kinestetik ini menyukai hal-hal berkaitan dengan gerak, seperti berolah raga, seni (pantomim, akting, koreografer), dan keterampilan tangan.
Tipe kinestetik anak, katanya, sudah bisa terlihat sejak usia empat tahun. Anak tersebut senang bergerak. Saat masuk ke bangku sekolah, gelagatnya lebih nyata. Anak kinestetik menyukai olahraga, lebih memilih  ekstrakurikuler olahraga dibandingkan sains. Tapi, lanjut Ike, ”maksud bergerak di sini tentu saja bergerak yang masih terkendali, teratur, bukan gerakan asal-asalan dan tak bertujuan.”
Keunggulan anak kinestetik, sangat cepat menghafal berkaitan dengan gerakan dan urutan. Menari, misalnya, membutuhkan gerakan yang berurutan, tidak asal gerak. Begitu pula olahraga. ”Anak-anak termasuk kinestetik terlihat ketika menari sangat luwes, terampil, tidak kaku. Olahraga pun begitu, semangat, lincah, menguasai, dan lebih unggul dibandingkan yang lain.
Selain itu anak yang cerdas kinestetik pada usia balita juga mampu melempar benda secara terarah kira-kira sejauh satu meter, senang memanjat benda yang tinggi, bermain di air, dan naik turun tangga. Anak mampu melompat dengan dua kaki seperti lompat kodok. Kemampuan ini memerlukan keseimbangan tubuh dan biasanya dikuasai anak usia 4-5 tahun. Ketika Anda memasang lagu, tubuhnya bergerak harmonis mengikuti irama musik. Senang aktivitas pura-pura (role playing) misalnya, pura-pura jadi kodok, bebek, menirukan orang menyetir mobil, atau memasak. Tidak menyukai duduk dalam waktu yang lama. Ciri lainnya, anak dapat melepaskan kaos, celana, dan kaos kaki sendiri. Juga bisa membangun jembatan dengan menggunakan balok-balok tanpa terjatuh. Aktivitas ini melibatkan keterampilan motorik halus, koordinasi visual motorik, dan keseimbangan.
stimulasi untuk potensi anak dengan kecerdasan kinestetik :
* Melibatkan anak dalam kegiatan menarik, drama, olahraga.
* Sediakan beragam permainan kreatif -lilin malam, tanah liat,  blok– untuk percobaannya.
* Berjalan, melompat mendaki, main boling, tenis, atau bersepeda bersama.
* Nikmati permainan seluncur, ayunan, dan kendara.
* Berikan tugas seperti menyapu, menata meja makan, mengosongkan tempat sampah, membantu memasak, dan berkebun.
* Libatkan dalam permainan fisik yang bersifat sosial seperti petak umpet, menebak kata dari gerakan tubuh.
* Bermain menggunakan tubuh untuk mengekspresikan emosi seperti melompat-lompat bila gembira, mengerutkan kening bila marah.

Anak Berperilaku Buruk? Salahkan Pola Asuh

Perilaku agresif terkadang lazim ditemui pada balita, namun jika perilaku tersebut masih bertahan sampai ia bersekolah TK atau SD bisa jadi ada yang salah dengan pola asuh ibunya.
Para peneliti dari Universitas of Minnesota, Amerika Serikat, menyebutkan pada umumnya pembawaan bayi adalah tenang. Tetapi pada satu masa di awal usia balita, anak bisa punya kebiasaan suka memukul. Sifat agresif itu mencapai puncaknya saat balita berusia 2,5 tahun, kemudian mereda.
Menurut teori, balita berusia 4 tahun lebih bisa dikendalikan dibanding balita usia 2 tahun, dan anak berusia 6 tahun berperilaku lebih baik dibanding rata-rata anak usia 4 tahun.
Namun pada kenyataannya ada anak-anak yang berperilaku sulit diatur. Menurut Michael Lorber, peneliti yang melakukan riset ini, ada sebagian anak yang tetap berperilaku agresif sampai ia berusia 6 tahun.
“Anak yang masih bersikap agresif di usia TK atau kelas 1 sekolah dasar berpotensi besar membawa sikap itu sampai besar,” kata Lorber.
Padahal, literatur menyatakan anak yang agresif, seperti suka memukul atau melempar benda saat tantrum, cenderung bermasalah di sekolah, beresiko tinggi depresi, bahkan suka melakukan kekerasan pada pasangannya kelak.
Dalam penelitian yang dilakukan Lorber terhadap 267 ibu dan anak, diketahui bayi usia 3 bulan pun sudah bisa meniru. Jika sejak bayi si ibu bersikap kurang sabar atau suka mengomel, besar kemungkinan bayinya akan tumbuh menjadi anak berperilaku buruk.
Sikap agresif anak juga bisa timbul dari pengaruh sekelilingnya, seperti tayangan televisi atau video games. Namun, Lorber menjelaskan bahwa pola asuh bukan faktor tunggal dalam pembentukan perilaku anak karena ada juga pengaruh faktor genetik.
Walau begitu, ia menyarankan agar orangtua memberi contoh perilaku yang baik pada anaknya. “Mulailah sedini mungkin. Menjadi orangtua yang sensitif dan merespon kebutuhan sosial dan emosional anak sangatlah penting,” katanya.

Anak di Masa Golden Age, Wajar Jika Tidak Bisa Diam


jika anak Anda masuk pada golden age , yakni pada usai 4-6 tahun selalu banyak tingkah dan tidak bisa diam. Menurut Hamy Wahjunianto praktisi Parenting Skills Training ini merupakan perilaku anak yang normal.

Kalau pencilakan itu memang ciri anak yang normal, normal anaknya manusia bukan anaknya jin,

anak seusia ini memang membutuhkan rangsangan dari orangtua untuk pengembangan kecerdasannya. Di masa usia ini, anak seumur ini harus sering bertemu dengan orangtua. Orangtua juga harus mulai bisa mengajarkan pada anak alasan dibalik perilakunya.

Dicontohkan, jika anak terjatuh dan orang tua justru mengatakan hal seperti : sakitnya sudah hilang agar anak tidak menangis lagi, itu justru tidak baik untuk anak. Justru harusnya orang tua berkata : " adik tadi kan sudah diperingati untuk hati-hati karena jalannya licin. Kalau adik terjatuh, mungkin adik kurang hati-hati . Jadi anak akan belajar untuk lebih berhati-hari saat berjalan di lain kali, jelasnya.

Tetapi orangtua juga tidak bisa menggeneralisasi kemampuan anaknya dengan anak lain karena kemampuan tiap anak berbeda. Misalnya dalam memutuskan kapan seorang anak sudah bisa mulai mendapat pendidikan formal.

Orangtua harus yakin mana sekolah yang benar, apakah sekolah tersebut cocok untuk konsumsi anak seusianya. Misalnya jika usia anak TK, namanya saja singkatan dari taman kanak-kanak. Jika anak kemudian sudah diajari Bahasa Inggris, maka itu tidak benar,

Ini karena pendidikan formal selain penting untuk kemampuan pelajaran formal anak, juga penting untuk kemampuan anak beradaptasi di lingkungan sosial. Kalau di lingkungan rumah mungkin lingkungan yang masih homogen. Tetapi di lingkungan sekolah sudah merupakan lingkungan heterogen.

Sehingga nantinya anak bisa belajar bagaimana bersosialisasi dengan orang lain yang berbeda dari lingkungan asalnya

Ajari Anak Jangan sambil emosi dong!!


Bentuk penerapan disiplin yang terlalu keras pada anak — yang biasanya dilakukan orang tua yang masih muda usia — sebaiknya jangan dilakukan. Sebab bisa mempengaruhi mentalnya di masa mendatang.
Begitulah kesimpulan hasil sebuah survei tentang orang tua dan perilaku agresif terhadap anak yang dilakukan oleh Murray Straus, seorang sosiolog dari University of New Hampshire terhadap 991 orang tua.Bentuk penerapan disiplin yang terlalu keras pada anak — yang biasanya dilakukan orang tua yang masih muda usia — sebaiknya jangan dilakukan. Sebab bisa mempengaruhi mentalnya di masa mendatang.
Begitulah kesimpulan hasil sebuah survei tentang orang tua dan perilaku agresif terhadap anak yang dilakukan oleh Murray Straus, seorang sosiolog dari University of New Hampshire terhadap 991 orang tua.
Menurut survei tersebut, membentak dan mengancam adalah bentuk paling umum dari agresi yang dilakukan orang tua. Dibandingkan tindakan yang lebih ekstrim lagi, seperti mengancam, memaki, dan memanggil dengan kasar dengan panggilan bodoh, malas dan sebagainya, maka membentak memang paling banyak dilakukan.
Bukan hanya kepada anak, bayi pun kena bentak. Tetapi biasanya semakin muda usia orang tua, semakin sering pula mereka melakukan ‘tindakan disiplin’ tersebut.
Dari survei itu, 90% mengaku melakukan bentuk-bentuk agresi psikologis saat dua tahun pertama usia anak. Dan 75% di antaranya mengaku melakukan bentakan atau berteriak pada anak. Seperempat orang tua menyumpahi atau memaki anaknya, dan sekitar 6% bahkan mengancam untuk mengusir sang anak.
Menurut Straus, tindakan ini membawa efek psikologis jangka panjang bagi sang anak, walaupun secara hukum belum bisa disebut kekerasan terhadap anak. Tetapi memang dampaknya tidak langsung kelihatan dan biasanya baru ketahuan setelah mereka semakin dewasa.
Straus menambahkan bahwa agresi psikologis itu bisa membuat anak menjadi sulit beradaptasi atau bahkan berperilaku buruk, karena berbagai faktor. Misalnya, menjadi kurang percaya diri, atau sebaliknya, menjadi pemberontak.
Tetapi yang paling dikhawatirkan adalah kalau mereka melakukan hal yang sama terhadap anak mereka kelak. Padahal kalau secara psikologis, kelakukan anak yang salah seharusnya diperbaiki, bukan dibentak-bentak dan dimarahi.
Kalau mengajari anak, sebaiknya emosi orang tua dijagalah !

Pemberian Asi Untuk Bayi Prematur

Pemberian Asi Untuk Bayi Prematur
asi-bayi-prematur
Kematangan organ pada bayi prematur belum sematang bayi yang lahir cukup bulan, termasuk relfleks menghisap dan menelan. Umumnya refleks menghisap dan menelan sudah cukup baik pada bayi dengan masa kehamilan > 34 minggu (berat lahir > 200 gram). Dengan demikian pemberian ASI dapat diberikan secara langsung. Biasanya dapat berjalan baik setelah bayi berusia 3 hari.
Pada bayi yang mengisapnya masih lemah, namun refleks menelannya sudah dapat berjalan dengan baik, asi dapat diberikan dengan sendok. Meskipun demikian , bayi tetap harus didekatkan ke puting ibu sebagai latihan sebelum dia siap menyusui. Awalnya bayi mungkin hanya mencari-cari puting , menjilat-jilat, atau menyusu sedikit. Untuk memastikan bayi Anda mendapatkan asi yang cukup, Anda dapat melanjutkan kegiatan menyusui dengan sendok atau cangkir.
Sedangkan pada bayi prematur di bawah 32 minggu dengan refleks menghisap dan menelan masih lemah, dapat diberikan Human Milk Fortifier (HMF) yang mengandung zat penambahan kalori dan elektrolit. Pemberian HMF bisa dilakukan melalui selang khusus, 1-2 kali sehari.
Kematangan asi pada bayi prematur lebih lambat sebulan dibandingkan dengan bayi normal. Hal ini sesuai dengan kemampuan bayi dalam mengisap dan menelan. Itu sebabnya, bayi yang diberi HMF sebulan kemudian baru bisa mengisap asi.
Selama menunggu bayi prematur siap mengisap asi, disarankan agar ibu tetap memeras asi dan menyimpannya, karena sewaktu – waktu dapat dicobakan kepada bayi dengan menggunakan sendok atau sonde. Ibu tidak perlu khawatir tidak dapat memberikan asi ekslusif pada si kecil. Agar asi tersedia, ibu harus diajarkan cara memompa atau memerah asi secara teratur dan yang paling penting adalah ibu tidak boleh stress, cukup istirahat dan makan. Ibu yang stress oleh karena bayi dipisahkan dari ibunya atau karena dirawat di RS, dapat menghambat produksi asi.
Yang selalu diingat adalah usahakan untuk selalu memeluk dan melakukan kontak kulit sesering mungkin dengan bayi. Selain untuk menumbuhkan kedekatan dengan Anda dan bayi, cara ini dapat merangsang produksi asi. Bayi prematur perlu diberi susu lebih sering dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, karena membakar kalori lebih cepat. Makin mungil tubuhnya makin sering nutrisi perlu diberikan. Telah juga dibuktikan bahwa bayi prematur lebih cepat belajar menyusu pada ibunya dibandingkan dengan minum dari botol.

Nutrisi bayi bayi prematur :
- Mulailah dengan 60- 80 ml/kg berat badan / hari
- Tingkatkan 15 ml/kg berat badan/hari
- Berikan maksimal 180-200 ml/kg berat badan / hari
- Pemberian setiap 2 jam sekali
Meningkatkan produksi asi :
- Pompa asi sedini mungkin setelah melahirkan
- Jika mungkin pinjam alat pompa elektrik pada perawat
- Pompa asi setiap 3 jam
- Beri label pada setiap botol yang berisi asi
- Usahakan untuk memompa asi di dekat bayi
- Lakukan perawatan metode kangguru (PMK)
- Tekan dan pijat payudara selama memompa

Pentingnya Inisiasi Menyusui Dini

Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap kematian akibat hipotermia. Namun 16 persen kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada sejak hari pertama dilahirkan. Angka ini naik menjadi 22 persen jika pemberian ASI dimulai satu jam setelah kelahiran atau dikenal dengan istilah inisiasi menyusui dini (IMD).
1. Inisiasi dini sangat membutuhkan kesabaran dari sang ibu, dan rasa percaya diri yang tinggi, dan membutuhkan dukungan yang kuat dari sang suami dan keluarga, jadi akan membantu ibu apabila saat inisiasi menyusu dini suami atau keluarga mendampinginya.
2. Obat-obatan kimiawi, seperti Mis: pijat, aroma therapi, bergerak, hypnobirthing dan lain sebagainya coba untuk dihindari.
3. Ibulah yang menentukan posisi melahirkan, karena dia yang akan menjalaninya.
4. Setelah bayi dilahirkan, secepat mungkin keringkan bayi tanpa menghilangkan vernix yang menyamankan kulit bayi.
5. Tengkurapkan bayi di dada ibu atau perut ibu dengan skin to skin contact, selimuti keduanya dan andai memungkinkan dan dianggap perlu beri si bayi topi.
6. Biarkan bayi mencari puting ibu sendiri. ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut dengan tidak memaksakan bayi ke puting ibunya.
7. Dukung dan bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu (pre-feeding) yang dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam bahkan lebih, diantaranya:
a. Istirahat sebentar dalam keadaan siaga, menyesuaikan dengan lingkungan.
b. Memasukan tangan ke mulut, gerakan mengisap, atau mengelurkan suara.
c. Bergerak ke arah payudara.
d. Daerah areola biasanya yang menjadi sasaran.
e. Menyentuh puting susu dengan tangannya.
f. Menemukan puting susu, reflek mencari puting (rooting) melekat dengan mulut terbuka lebar.
biarkan bayi dalam posisi skin to skin contact sampai proses menyusu pertama selesai.
8. Bagi ibu-ibu yang melahirkan dengan tindakan, seperti oprasi, berikan kesempatan skin to skin contact.
9. Bayi baru DIPISAHKAN dari ibu untuk ditimbang, diukur, dicap; SETELAH MENYUSU AWAL. Tunda prosedur yang invasive seperti suntikan vit K dan menetes mata bayi.
10. Dengan rawat gabung, ibu akan mudah merespon bayi. andaikan bayi dipisahkan dari ibunya yang terjadi kemudian ibu tidak bisa merespon bayinya dengan cepat, sehingga mempunyai potensi untuk diberikan susu formula, jadi akan lebih membantu apabila bayi tetapi bersama ibunya selama 24 jam. dan selalu hindari makanan atau minuman pre-laktal.

Perlancar Asi Dengan Hypnobreastfeeding


hypnobreastfeeding merupakan salah satu bagian dari hipnoterapi, yang dilakukan melalui teknik relaksasi untuk menetralisir pikiran-pikiran negatif yang terlanjur terekam di alam bawah sadar seseorang.
Memang, banyak hal yang menjadi penyebab tidak lancarnya produksi ASI, mulai dari kondisi psikologis Moms yang tidak percaya diri, stres, panik, sakit, lemas, terlalu lelah, kurang tidur, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi masalah ini, ada satu solusi yang sederhana, yaitu dengan relaksasi, yakni memasukkan sugesti positif ketika wanita menyusui berada dalam keadaan rileks. Misalnya, dengan mengucapkan kalimat, ‘ASI saya berlimpah dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi saya’ atau ‘Saya selalu merasa tenang dan bahagia saat mulai memerah ASI’.
Tujuan afirmasi positif tersebut adalah untuk menjadikan aktivitas menyusui sebagai suatu kegiatan yang mudah, sederhana dan menyenangkan.
Tiga Tahapan Relaksasi

Teknik relaksasi dalam hypnobreastfeeding terdiri atas tiga tahap. Pertama; relaksasi otot mulai dari puncak kepala sampai telapak kaki, termasuk wajah, bahu kiri dan kanan, kedua lengan, daerah dada, perut, pinggul, sampai kedua kaki.
Kedua; relaksasi napas dengan cara tarik napas panjang melalui hidung dan hembuskan keluar pelan-pelan melalui hidung atau mulut (fokuskan pernapasan di perut). Lakukan selama beberapa kali sampai ketegangan mengendur dan berangsur hilang.
Ketiga; relaksasi pikiran. Seringkali pikiran seseorang berkelana jauh dari raganya. Untuk itu, belajarlah memusatkan pikiran agar berada di tempat yang sama dengan raga. Salah satu cara dengan berdiam diri atau meditasi dengan mengosongkan pikiran dan memejamkan mata dengan napas yang lambat, mendalam dan teratur selama beberapa saat.
Dapat Dilakukan di Rumah
Biasanya, sesi hypnobreastfeeding hanya diberikan satu kali saja di klinik atau workshop. Setelah itu pasien bisa mencoba sendiri di rumah. Caranya mudah, masuklah ke dalam ruangan yang tenang, nyalakan musik khusus untuk relaksasi, sediakan aroma therapy, dan ikuti panduan relaksasi otot, napas, dan pikiran yang telah dipelajari sebelumnya.
Mirip dengan hypnobirthing, teknik hypnobreastfeeding juga menggunakan pikiran bawah sadar dengan mengistirahatkan alam sadar melalui teknik relaksasi. Pikiran bawah sadar secara otomatis akan membimbing Anda untuk melakukan atau memikirkan hal-hal tertentu, misalnya yakin bahwa kita bisa menyusui dan ASI akan mengalir deras.
Cara lain yang simple adalah dengan mendengarkan suara bayi Anda serta perhatikan alur napasnya. Jika hal tersebut dilakukan secara continue, akan menimbulkan bonding dan selanjutnya memicu tubuh untuk menghasilkan hormon endorfin (hormon pembawa rasa senang dan tenang) sehingga tubuh merasa rileks.

Mitos dan Info Keliru Seputar ASI


Mitos dan info keliru seputar Asi yang harus diluruskan agar setiap bayi mendapatkan haknya meminum ASI dari ibunya :
1. Tanpa ASI anak tetap sehat
Jika dilihat dari luar memang tampak sehat. Tetapi tahukah Anda, bahwa bayi yang tidak mendapat ASI sebenarnya lebih rentan terpapar penyakit dan alergi seperti ekzema (radang kulit), rinitis alergik dan asma. Beberapa penelitian menunjukkan bayi yang tidak diberikan ASI lebih berisiko untuk mendapat diabetes dan obesitas dikemudian hari.
2. Payudara kecil berarti ASI sedikit
Ukuran payudara ditentukan oleh jaringan lemak, yang tidak terkait dengan produksi susu. Produksi susu tergantung pada ukuran kelenjar mamari di dalam payudara.
3. ASI bikin payudara kendur
Pemberian ASI tidak menyebabkan payudara menjadi kendur. Kendurnya payudara lebih disebabkan karena faktor usia dan gravitasi. Bahkan, pemberian ASI dapat membantu Anda mempercepat proses pelangsingan dengan membakar lemak yang tersimpan saat hamil. ASI eksklusif juga merangsang pengeluaran hormon yang membantu kontraksi dan mengembalikan rahim pada ukuran yang semula.
4. Memberi ASI menyakitkan
Sebenarnya tidak. Meskipun ada sejumlah ibu yang mungkin rasa sedikit bengkak pada tahap awal, tetapi kondisi ini tidak akan terus berlanjut. Jika Anda masih merasa sakit, ini mungkin disebabkan mulut bayi tidak menghisap puting dan areola dengan benar. Belajarlah untuk membantu bayi menyusu dengan cara yang benar.
5. ASI menyusahkan
Memberikan ASI sebenarnya memudahkan Anda. Anda tidak perlu membawa peralatan, tidak perlu khawatir tentang pasokan susu, penyimpanan dan penyediaan susu. Keuntungan lainnya, pemberian ASI bisa dilakukan setiap saat, di manapun dan tidak perlu biaya.
6. Sibuk bekerja
Pemberian ASI meskipun hanya beberapa minggu atau bulan, akan memberi manfaat kepada bayi. Pekerjaan bukanlah alasan bagi Anda untuk berhenti memberikan ASI. Minta bantuan kepada pembantu di rumah untuk memberikan ASI yang sudah terlebih dahulu diperah. Segera simpan ASI di lemari es agar tetap aman diminum bayi.

6 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Ibu Menyusui

6 Hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Ibu Menyusui
ibu-menyusui
  • Hindari Diet saat menyusui
  • Memperhatikan asupan gizi selama menyusui. Anda butuh kalori dan zat-zat gizi lebih banyak dibandingkan saat hamil. Selama 6 bulan pertama masa laktasi dibutuhkan sekitar 2900 Kalori/orang/hari, dan selama 6 bulan kedua dibutuhkan sekitar 2700 Kalori/orang/hari. Di sini pentingnya Anda berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi.
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang demgam jenis yang bervariasi setiap hari, yakni terdiri dari  makanan sumber karbohidrat, protein,  lemak, vitamin, mineral, dan serat. Di lain pihak, kurangi konsumsi lemak dan gula, serta junk foods.
  • Minum lebih banyak cairan, seperti air putih, susu, atau sari buah tanpa gula. Usahakan minum minimal 8 gelas sehari, atau kira-kira 1-2 liter air selama 24 jam.
  • Tak terlalu khawatir dengan bentuk tubuh Anda kini. Ketahui bahwa dengan menyusui, penurunan berat badan Anda akan lebih cepat daripada ibu yang tidak menyusui karena cadangan lemak dalam tubuh ibu -yang memang disiapkan selama kehamilan sebagai sumber energi pembentukan ASI- akan menyusut.
  • Berolahraga secara rutin karena bisa membantu menghilangkan kelebihan berat badan. Tentu setelah mendapat izin dari dokter.

Agar Si Aktif Tetap Sehat


Anak aktif bergerak? Wah , Anda pasti bangga sebagai orang tuanya. Namun , apa kebutuhan nutrisi anak  sudah terpenuhi untuk mendukung gerak aktifnya?
Berikut yang perlu Anda perhatikan :
  • Penuhi asupan kalori. Anak aktif membutuhkan lebih banyak kalori. Umumnya perlu 1.500 – 2.5oo kalori seharinya (bergantung pada pertumbuhan dan tingkat aktivitasnya) . jadi , penuhi kebutuhan kalori si kecil dengan makanan bergizi seimbang. Gizi anak diperlukan untuk mendukung gerak aktifnya.
  • Agar kuat dan tidak mudah lelah. Beri ia asupan kalsium dan zat besi. Kalsium yang berfungsi menguatkan tulang, bisa Anda peroleh dari susu, produk olahan susu (yogurt dan keju), dan sayuran hijau. Sedangkan zat besi yang menjaga energi si kecil agar tidak mudah lelah, bisa didapatkan dari daging, kacang-kacangan dan sereal.
  • Jangan lupa minum air ! Berlari dan bermain bisa membuat si kecil kekurangan air alias dehidrasi. Berikan ia cukup air, karena selain mengontrol sirkulasi darah dalam tubuh, air juga berperan dalam metabolisme, dengan mengubah makanan menjadi energi.
  • Berikan jus buah. Khasiat air putih memang tidak tertandingi. Namun , menurut peneliitian Dr. Carol O’Neil  Profesor dari Lousiana State University , anak – anak dan remaja yang mengonsumsi jus buah murni akan memiliki kesehatan optimal dan lebih energik. Jadi hal ini sangat membantu untuk anak Anda yang aktif bergerak.

Bagaimana Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak ?


Banyak orang bertanya gimana sih mempersiapkan dana pendidikan anak . Apakah cukup dana yang sekarang saya persiapkan untuk pendidikannya kelak? Nah itu adalah pertanyaan yang bagus sekali karena yang penting kita harus tahu apakah dana pendidikan yang kita persiapkan sudah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan buah hati kita ini.
Sekarang memang banyak sekali Bank maupun perusahaan asuransi yang menawarkan persiapan dana pendidikan anak dan menurut saya tidak ada yang salah dengan produk itu, tetapi masalahnya kita yang seringkali kurang jeli dan asal membeli produk pendidikan tanpa kita sungguh-sungguh mengerti apakah dana yang akan terkumpul ini sudah cukup atau belum nantinya. Jadi ketika anda membeli produk apapun namanya dana pendidikan, asuransi dana pendidikan  atau tabungan pendidikan , cobalah untuk lebih jeli menganalisanya dan pastikan pihak penjual tersebut tahu betul kebutuhan anda, sehingga bisa memberikan pengarahan atau proposal yang sesuai.
Bagaimanapun berhati hatilah karena Inflasi akan memakan dana pendidikan yang anda persiapkan. Oleh karena itu selalu pastikan masukkan asumsi tingkat inflasi dalam menghitung kebutuhan pendidikan anak anda dengan jelas. Misalnya sekarang uang pangkal masuk SMA sebesar Rp. 5 Juta dengan asumsi tingkat inflasi 10%, maka 3 tahun lagi uang pangkal masuk SMA tersebut menjadi Rp. 6.655.000,-   dan seterusnya juga untuk uang masuk perguruan tinggi sebesar Rp. 20 juta maka 6 tahun lagi dengan asumsi tingkat inflasi 10% menjadi sebesar Rp. 35.431.220,- dan jangan lupa belum uang SKS semesterannya.   Setelah anda mengetahui segala kebutuhan dana pendidikannya di kemudian hari, anda akan tahu berapa yang anda harus sisihkan tiap bulan dari sekarang supaya kebutuhan dana tersebut dipenuhi pada waktunya di kemudian hari. Jadi pastikan uang yang anda persiapkan mampu untuk menahan kenaikan biaya pendidikan di kemudian hari sebagai efek dari tingkat inflasi tersebut.  Anda harus kritis dalam membeli produk dana pendidikan tersebut sehingga tujuan dana pendidikan tersebut tercapai sesuai dengan kebutuhannya di kemudian hari.
Saya percaya Bapak dan Ibu idealnya pasti sangat memperdulikan masalah dana pendidikan anak ini, sayapun sangat setuju, karena pendidikan dapat membantu anak kita untuk memperoleh wawasan yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik dan harapan cita-cita yang lebih baik. Paling tidak anda sudah memberikan kailnya dan anak anda sudah bisa mancing ikan sendiri untuk menghidupi dirinya kelak di kemudian hari. Itu sudah menjadi tanggungjawab kita sekalian sebagai orangtua atas Buah Hati Titipan ALLAH ini. Yah tentu sambil memupuk jiwa kepemimpinannya, siapa tahu kelak anak anda menjadi seorang wirausahawan yang berhasil dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja lagi di Indonesia.
Bila Bapak Ibu masih bingung, coba Bapak Ibu ingat ingat lagi berapa dulu uang sekolah Bapak Ibu waktu SD dan bandingkan dengan uang sekolah SD yang sama sekarang. Nah itulah yang saya maksud di atas. Silahkan dihitung berapa kali lipat kenaikannya dalam kurun waktu berapa tahun. Ini yang harus kita antisipasi bersama supaya semua berjalan mulus.

Toilet Training untuk si kecil


Sebelum si kecil menjalani toilet training (latihan buang air di toilet), sebaiknya pastikan dia sudah mencapai tahap kesiapan fisik. Kesiapan fisik yang dimaksud tidak sekedar penguasaan motorik, tetapi sensor kesigapan terhadap keinginan si kecil buang air. Kebanyakan anak belum mencapai tahap ini sampai ia berusia kira-kira 18 bulan.
Ketika mencapai usia sekitar 21 bulan, si kecil sudah mulai tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan toilet. Pada usia ini si kecil sudah bisa dengan baik merasakan keinginannya buang air kecil maupun besar.
Penelitian terakhir menunjukan anak yang menjalani toilet training ketika belum siap, akan mengalamai gangguan konstipasi (saluran pembuangan). Akibatnya , anak tersebut membutuhkan waktu cukup lama, sampai mencapai usia sekitar 4 tahun, untuk dapat dengan baik mengusasi ketrampilan ini.
Orang tua sebaiknya tak perlu tergesa-gesa mengajak si kecil mengucapkan selamat tinggal pada popoknya. Dengan melakukan ini Anda hanya akan menemui rasa putus asa si kecil karena merasa tidak nyaman mendapat tekanan untuk segera menguasai sesuatu yang belum waktunya. Sebaiknya , Anda menunggu sampai si kecil menunjukkan tanda-tanda kesiapan terlebih dahulu.

Yogurt Digolongkan Sebagai Makanan Probiotik, Ini Sebabnya!


Yogurt digolongkan sebagai makanan probiotik. Karenanya yogurt digolongkan sebagai makanan unggulan. Selain itu juga dikenal makanan prebiotik. Apa perbedaannya dengan probiotik?
Katherine Zeratsky, R.D., L.D., ahli gizi di situs Mayoclinic, menjelaskan perbedaannya. Probiotik biasanya ditemukan dalam makanan seperti yogurt, sementara prebiotik ada di gandum utuh, pisang, bawang Bombay, bawang putih, dan madu.
Yogurt Digolongkan Sebagai Makanan Probiotik
Seperti namanya ‘probiotik’ yang artinya ‘hidup’, probiotik adalah bakteri baik yang membantu pencernaan dan melindungi dari bakteri jahat. Mikroorganisme ini mendapat energi dari prebiotik, karbohidrat tak tercerna yang berperan sebagai makanan probiotik.
Ketika probiotik dan prebiotik digabungkan, keduanya akan membentuk sinbiotik. Produk olahan susu yang difermentasi seperti yogurt dan kefir tergolong sinbiotik. Pasalnya, kedua makanan ini mengandung bakteri hidup sekaligus ‘bahan bakar’ yang dibutuhkan untuk bakteri tersebut berkembang.
Meski diperlukan penelitian lebih jauh, ada beberapa bukti bahwa probiotik bermanfaat bagi kesehatan. Di antaranya:
  • Mengobati diare, terutama setelah melakukan pengobatan dengan antibiotik tertentu
  • Mencegah dan mengobati infeksi jamur vagina dan infeksi saluran kemih
  • Mengobati sindrom iritasi usus besar
  • Mengurangi kambuhnya kanker kandung kemih
  • Mempercepat penyembuhan infeksi usus tertentu
  • Mencegah dan mengobati eksim pada anak-anak
  • Mencegah atau mengurangi parahnya pilek dan flu
Karena itulah yogurt digolongkan sebagai probiotik atau makanan yang hidup. Berbeda dengan jenis makanan lain yang tak mengandung makhluk hidup atau mikroorganisme hidup.

Tips Mendidik Anak Agar Pintar di Sekolah


Memiliki anak yang pintar disekolah pasti idaman semua orang tua.Anak yang cerdas dan pintar disekolah bukan datang dengan serta merta, perlu pendekatan khusus dan waktu luang orang tua untuk mendampinginya belajar.Untuk itu, tentu saja orang tua harus rela berkorban untuk meluangkan waktu bagi anak.Jadi tak cukup hanya mendapat bimbingan guru disekolah/les saja, peran orang tua dirumah juga sangat penting bagi perkembangan belajarnya.

Berikut beberapa tips untuk mendidik anak agar pintar disekolah
1.Jangan dipaksa
Biarkan anak berkembang dan berikanlah ia waktu.Jangan suka memaksa atau memberi target kepada anak.Anda hanya bisa memberi dorongan untuk menjadi lebih baik.Berikan reward jika anak sukses dalam ujian misalnya, asalkan rewardnya yang positif dan menunjang mereka.Jangan pula menakuti, misalnya "Awas jika kamu tidak masuk sepuluh besar".Bentuk menakuti anak seperti itu bukannya akan mendorong anak menjadi pintar, justru ia akan menjadi was-was dan kesulitan memecahkan soal saat ujian.

2.jangan ajari mencontek
Jika anak bertanya langsung apa jawaban suatu soal PR, jangan serta merta diberi tahu jawabannya secara langsung.Berikan ia minat belajar dengan cara menyuruhnya kembali untuk membaca materi pelajarannya.Jika itu soal hitung-hitungan,berikan cara yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal dengan contoh soal yang lain.Langsung memberitahu jawabanya sama artinya mengajari anak untuk mencontek, sehingga ia sulit akan berkembang.

3.Ajarkan hal hal baru
Jika anak anda pulang sekolah membawa hal hal baru, maka anda sebagai orang tua harus bisa mengajarkan tentang hal baru tersebut.Untuk itu orang tua juga harus rela mencari pengetahuan yang benar untuk kemudian diajarkan kembali kepada anak.

4.Dampingi anak belajar
Mendampingi anak belajar bukan berarti ikut mengerjakan soal PR si anak.Anak usia dini hanya butuh arahan dan dorongan dari orang tuanya, seperti bagaimana cara menyelesaikan soal yang benar.Bantulah memecahkan masalah mengenai soal pelajaran mereka, jika memang anak betul-betul tak mampu menyelesaikannya.

5.Kenali kemampuan anak
Setiap anak memiliki daya tangkap yang berbeda, ada yang lebih cepat memahami sesuatu dan ada juga yang lebih lambat.Untuk itu jangan suka membandingkan anak anda dengan anak lain, hal ini akan membangun sifat minder dan mudah menyerah.Kenali kemampuan anak anda, berikan dorongan sesuai kemampuannya daripada membandingkannya dengan si ini atau si itu.

6.Ingatkan
Biasanya anak menyukai sesuatu yang lebih menarik misalnya bermain game atau nonton televisi, sehingga seringkali lupa jika ada PR atau waktunya belajar.Jika waktunya belajar, ingatkan dia jika sudah waktunya belajar.Namun jangan membentak jika agak membandel, perlu kesabaran untuk membujuknya baik-baik.Suka membentak anak untuk memaksa nya berlajar bukanlah hal baik, sebab akan mempengaruhi suasana hatinya ketika belajar.Jika suasana hatinya tidak baik, walau mau belajarpun dia tidak akan bisa fokus dan konsentrasi.Ini berkaitan dengan cara mendidik kedisiplinan  anak.

7.Buat dia bisa konsentrasi
Ciptakan suasana yang kondusif dan tenang saat ia belajar.Jauhkan dari suasana yang gaduh dan matikan televisi.Orang tua harus rela melewatkan sinetron kesayangannya saat ia belajar, jika ingin anaknya pintar disekolah.

8.Buat ia nyaman dan menyukai belajar dengan anda sebagai orang tuanya
Beri ia kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, dengan menumbuhkan motivasi.Misalnya jika anak mendapat nilai buruk, jangan serta merta anda memarahinya.Anak bisa bosan dan takut ketika ia akan belajar dirumah dengan anda.Kasih dukungan dan arahan agar anak bisa berkembang, dengan memberinya kesempatan untuk memperbaiki atau mempelajari kesalahannya.Jika anda suka kasar dalam mendidiknya, memarahinya bisa bahaya karena anak bisa kehilangan minat dalam pendidikannya.

dengan adanya tipe-tipe ini anda sbagai orangtua bisa mencobanya kepada anaknya.  agar anak anda menjadi pintar sesuai dengan keinginan anda.

Cara Memahami Anak Dengan Mengetahui Apa Yang Mereka Suka

 
Menemukan apa yang  anak-anak Anda sukai adalah dasar dari memahami mereka. Saat kita berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang siapa anak-anak kita dan apa yang membuat mereka tergerak, kita dibekali dengan pengetahuan yang menciptakan dasar yang kuat. Saya ingin berbagi beberapa cara terbaik untuk melakukannya.
Mendukung keputusan mereka sebaik mungkin
Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung anak-anak kita. Kadang-kadang kita ingin anak kita menyukai apa yang kita sukai. Anak Anda menyukai apa yang mereka sukai dan kita harus mendukung mereka. Ini hanya sebuah contoh, tapi saya telah bertemu banyak orang yang mengejar karir tertentu karena orang tua mereka menginginkannya. Sekarang mereka bekerja sesuai dengan keinginan orangtua mereka tapi mereka membenci pekerjaan tersebut. Hidup mereka sengsara sekali karena mereka merasa seolah-olah mereka harus menyenangkan orang tua mereka dalam hal itu. Biarkan anak-anak Anda menyukai apa yang mereka sukai.
Beberapa orang tua mengintimidasi anak-anak mereka untuk melakukan apa yang orang tua inginkan. Saya tahu orang-orang yang memiliki anak-anak yang menyukai olahraga dan benci musik. Orang tua melarang anak untuk bermain olahraga, tetapi memaksa anak untuk bermain musik. Jika Anda ingin menjadi efektif sebagai orangtua, Anda harus baik-baik saja dengan membiarkan anak Anda untuk mengejar hal-hal yang paling mereka inginkan.
Berbagi pengalaman sebanyak mungkin
Anak Anda akan merasa senang dengan partisipasi Anda dalam kegiatan mereka . Bila Anda tahu anak Anda suka hal tertentu, buatlah sebuah momen untuk melakukan hal-hal tertentu dengan mereka. Anda sudah menyediakan waktu dan mereka akan berterima kasih karena mereka dapat berbagi pengalaman dengan Anda. Berbagi pengalaman dengan anak-anak Anda membuka komunikasi, pemahaman dan kepercayaan yang lebih baik dalam hubungan orangtua dan anak Anda. 
Bersedia untuk mempelajari lebih lanjut
Saya akan jujur. Saya suka basket, tapi saya tidak terlalu bisa bermain basket. Saya melihat tim Bulls setiap pertandingan basket ketika Michael Jordan bermain. Saya menyukai permainan playoff dari tim yang saya suka. Tapi selain itu, saya bukan penggemar basket fanatik. Namun, saya telah membeli dan membaca beberapa buku untuk anak-anak tentang basket karena itu permainaan kesenangan anak saya.  Kami sekarang dapat melakukan percakapan tentang basket. Jika anak Anda sangat tertarik dengan mata pelajarantertentu sedangkan Anda tidak mengetahui atau tidak tertarik, maka pelajarilah lebih lanjut tentang topik itu sehingga Anda dan anak Anda dapat berbagi kesamaan ketika Anda berbicara kepada mereka.

Memahami Pola Pikir Anak Dan Menghadapinya Dengan Bijak


Memahami pola pikir anak susah-susah gampang. Beda usia, beda pula cara berpikirnya. Simak penjelasan Roslina Verauli, M. Psi, praktisi Tumbuh Kembang RS Pondok Indah, soal perkembangan cara berpikir anak dan bagaimana cara menghadapi mereka dengan bijak.

Sejak anak lahir dan berkembang, ada proses kognitif yang terjadi pada dirinya. Proses-proses kognitif mencakup kegiatan berpikir, menalar, belajar dan memecahkan masalah. Orangtua yang ingin memahami jalan pikir anak, tentu harus mengetahui perkembangan umum kognitif mereka di setiap tahapan usia.

Usia 0 – 2 tahun

Di usia 0 – 2 tahun, anak sudah mulai memersepsi dan bertindak. Perkembangan itu dapat dilihat dari perkembangan motorik mereka. Misalnya, di usia 0 – 1 bulan, kemampuan motorik mereka sebatas melatih refleks yang sudah ada.  Contohnya mengisap puting ibu saat menyusu. Pada usia 1 – 4  bulan, bayi sudah bisa mengulang tindakan seperti membuka dan menutup telapak tangan. Usia 4 – 8 bulan, anak mulai merespon untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, memindahkan penutup untuk mengambil mainan. Usia 12 – 18 bulan, anak mulai tertarik pada karakter sebuah mainan untuk melihat bagaimana mainan bisa berfungsi. Usia 18 – 24 bulan, anaka mulai mengunakan bahasa dan simbol warna-warna dan bentuk-bentuk  benda atau nama-nama binatang. Ekspresi anak mulai terlihat dengan jelas.

Cara menghadapi:

Orang tua harus merangsang anak lebih kreatif dalam berpikir. Contoh, pada bayi yang menangis ingin menyusui, latih mereka untuk menemukan puting si ibu. Selain itu, orang tua juga harus intens membangun ikatan emosi dengan si anak. Contoh, saat menyusui, peluklah anak dengan hangat dan memberikan tepukan lembut serta bernyanyilah dengan gembira. Ketika anak menangis , orang tua harus segera berespon. Dengan begitu anak memiliki rasa percaya dan aman bahwa ketika dia butuh bantuan. Jadi, semakin intens Anda mengasuhnya langsung, semakin kuat pula ikatan emosional antara Anda dan buah hati.

Usia 3 – 5 tahun

Anak-anak usia 3 – 5 tahun sudah mulai berespon menghadirkan setiap pengalamannya secara mental  dengan mengunakan bahasa. Mereka juga lebih imajinatif  dalam bermain. Mulai suka main guru-guruan, panggung boneka dan mulai suka menonton televisi. Di usia ini, anak harus bisa membedakan orang asing dan orang dekat. Dia harus mengerti bagaimana bersikap kepada orang yang dia kenal atau orang asing.

 Cara menghadapi :

Penolakan-penolakan yang sudah mulai dilakukan anak kepada ibu adalah hal wajar. Yang harus dilakukan, saat anak menolak untuk hal-hal disiplin (makan, mandi dan belajar), kita perlu melakukan negosiasi sederhana. Kasih mereka pilihan dan konsekuensi. Contoh, bila anak menolak makan, negosiasikan padanya kapan dia akan menunda waktu makan dan berikan pilihan atau konsekuensi bila dia tidak menepati janjinya.

Usia 6 – 12 tahun

Perkembangan kognitif yang menonjol, mereka berpikir lebih kompleks dan mulai memasuki pendidikan formal. Kehidupan sosial anak usia ini lebih mengutamakan pertemanannya. Berteman itu penting untuk membantu mereka bersosialisasi dengan lingkungan. Usia ini anak sudah mulai punya rahasia. 

Cara menghadapi:
Pastikan anak tidak hanya sekedar belajar dibangku sekolah. Bangun konsep cita-cita pada dia agar dia menjalani hidup dengan tujuan. Tetapi ingat, anak bukan perpanjangan tangan profesi kita yang gagal. Berikan pengetahuan yang seluas-luasnya soal pilihan cita-cita. Tak perlu cemburu bila anak lebih memilih bermain dengan temannya dari pada berkumpul dengan keluarga. Justru, orang tualah yang seharusnya mendorong mereka untuk memiliki teman dan bersosialisasi

Cara Mendidik Anak Balita Yang Baik


Tahap Balita tumbuh mulai dari 12 bulan. Semuanya bagi mereka adalah sesuatu yang baru dan membuat mereka penasaran. Pengajaran yang benar dan tepat memungkinkan mereka untuk belajar lebih cepat dan lebih mudah. Jika Anda tidak mendidik balita Anda dengan baik ketika mereka masih muda, akan sulit jika anda ingin memperbaikinya nanti. Jadi mengapa tidak mulai mendidik mereka dari sekarang?Tidak pernah terlalu dini untuk memulai pendidikan. Ingat, balita adalah anak kecil, nyaris tidak mengerti Anda. Jadi, Anda harus bersabar. Mulailah mendidik balita Anda dengan mengajarkan hal-hal berikut ini:  

Ajarkan mereka tata krama
Setiap kata yang Anda katakan atau setiap tindakan yang Anda lakukan akan diingat dan diikuti. Anda dapat mengajar mereka tata krama yang sederhana, Silahkan dan Terima Kasih. Contoh, bila Anda ingin balita Anda untuk memberikan sesuatu, Anda bisa mengarahkan pada objek dan mengatakan tolong. Dan ketika objek diberikan kepada Anda, mengucapkan terima kasih. Ketika Anda marah, ingat untuk tidak mengatakan kata-kata kasar di depan anak Anda.  

Ajarkan mereka tentang warna
Belajar warna bisa menyenangkan! Mengumpulkan beberapa mainan warna atau bola untuk bermain. Pilih mainan dan meminta anak Anda untuk menyebutkan nama warna jika dia tidak bisa menjawab, beritahu mereka jawaban yang benar. Ulangi proses ini sampai balita Anda dapat mengenali warna.  

Ajarkan mereka untuk berjalan
Langkah berjalan tepat adalah suatu keharusan untuk menghindari perubahan struktur tubuh. Ketika anak Anda mulai merangkak, lalu ke posisi berdiri. bantu dia berjalan dengan berpegangan tangan. Pastikan bahwa anak Anda tidak bungkuk ketika berjalan.  

Ajarkan mereka untuk makan
Jika balita diajarkan untuk makan pada waktu yang tepat, mereka tidak akan meminta di antara makanan ringan kecuali mereka benar-benar lapar.  

Ajarkan mereka untuk tidur
Ajarkan anak untuk tidur lebih awal dan pastikan mereka memiliki waktu tidur yang cukup. Biasakan agar balita Anda tidur di siang hari, Anda mungkin perlu botol susu, dot tidak dianjurkan, bercerita, dan apa pun yang bisa membuat balita Anda tidur. Ketika balita tertidur lelap, orang tua juga dapat tidur lelap pada malam hari.  

Ajarkan mereka untuk membereskan mainan 
Menempatkan mainan kembali ke tempat yang tepat akan membuat mereka bertanggung jawab ketika mereka tumbuh dewasa.

Cara Mendidik Bayi Supaya Pintar


Beberapa bayi secara alami cenderung menjadi pintar oleh faktor genetika, sementara yang lain tidak mendapatkan kepintaran dari faktor genetika. Tentu saja, setiap orangtua berharap anaknya menjadi pintar. Namun, sebagai orang tua itu adalah tugas kita untuk memelihara dan memanfaatkan potensi penuh dari anak-anak kita sejak lahir.

Namun, orang tua sering terlalu sibuk, terlalu lelah dan terlalu malas untuk menyediakan waktu yang diperlukan untuk perkembangan awal bayi. Akibatnya, anak-anak sekarang harus menghabiskan banyak waktu disekolah dibandingkan dengan anak-anak satu atau dua generasi yang lalu. Mereka menggunakan lebih sedikit imajinasi dan lebih banyak teknologi, yang telah terbukti dalam studi membuat orang kurang cerdas daripada mereka yang membaca buku .

Penyebab eksternal lainnya adalah suasana rumah yang tidak mendukung seperti otang tua yang sering bertengkar, kurang kasih sayang, orang-orang yang tinggal di rumah yang emosional dan memiliki lingkungan keluarga yang tidak diinginkan. Suasana seperti itulah yang menjengkelkan bagi seorang anak, sehingga mereka kurang bersemangat belajar. Berikut adalah 8 cara untuk mendorong pengembangan pembelajaran awal untuk bayi Anda:

1. Ajak bayi anda keluar dan melihat-lihat lingkungan di luar rumah. Saat Anda membawa bayi untuk melihat bunga, burung dan mobil dan mengucapkan kata-kata dari benda-benda tersebut maka bayi Anda akan belajar hal-hal ini, serta menjadi lebih waspada dan sadar akan lingkungannya.

2. Bawa bayi ke mana-mana. Dia bisa bertemu orang-orang, melihat dunia dan menonton orang lain bukan hanya menatap ruangan sendiri setiap hari. Pengalaman ini bisa sangat merangsang mental baginya dan orang-orang akan membantu dia mengembangkan sosialnya. Lakukan hal-hal dengan bayi yang biasanya Anda lakukan. Biarkan dia melihat Anda menyikat gigi, rambut dan berpakaian. Meskipun butuh waktu lebih lama bagi Anda untuk melakukan tugas-tugas sederhana, bayi akan belajar dan menonton semua yang Anda lakukan. Hal ini membuat mengajarinya lebih mudah dan lebih cepat.

3. Hindari menonton TV. Beberapa orang tua membiarkan bayi mereka di depan TV karena mereka terlalu lelah atau malas untuk berinteraksi dengan mereka. Jika bayi Anda menonton TV sebaiknya orangtua menemani sehingga Anda dapat memandu dan berinteraksi dengan bayi Anda hal ini akan membantu minat bayi dalam belajar.

4. Dengarkan musik , bernyanyi dan menari dengan bayi. Bayi sangat senang dengan music atau bunyi-bunyian, tempo upbeat dan gaya energik membuat suasana hati bayi Anda menjadi senang, serta merangsang pikirannya.

5. Biarkan orang lain menggendong bayi Anda. Selama orang tersebut baik, melakukan hal ini akan membantu bayi Anda belajar tentang individualitas. Bayi tidak memiliki prasangka, penilaian atau kekhawatiran mengenai apakah seseorang gemuk atau kurus, baik atau tidak. Biarkan orang memegang bayi Anda dan dia akan belajar tentang karakteristik manusia.

6. Tetap bahagia, walaupun Anda lagi ada masalah. Karena bayi bias menangkap energi Anda. Jika Anda berada dalam suasana hati yang buruk, sedih, kesal atau marah, bayi juga akan menjadi tertekan. Selalu tersenyum dan membuat bayi Anda merasa baik. Suasana bahagia membuat bayi lebih cerdas.

7. Merangsang dengan mainan . Tentu saja setiap bayi mencintai mainan. Pilihlah mainan yang merangsang pikiran mereka. Anda juga bisa bermain dengan bayi Anda dengan membuat terowongan untuk merangkak dan keluar dari selimut, bermain cilukba, bermain walker dan ide-ide lain yang Anda buat sendiri akan merangsang bayi Anda.

8. Perkenalkan bayi Anda lebih dari satu bahasa. Anda mungkin berpikir itu akan membingungkan bayi Anda, padahal sebenarnya ini adalah waktu terbaik untuk membuat anak Anda mengenal banyak bahasa.

Ya, membuat bayi Anda cerdas membutuhkan kerja keras dan merupakan tugas yang tidak pernah berakhir, bernyanyi dan menari dengan bayi. Bayi sangat senang dengan music atau bunyi-bunyian, tempo upbeat dan gaya energik membuat suasana hati bayi Anda menjadi senang, serta merangsang pikirannya

Cara Mengatasi Anak Yang Sering Bertengkar


Pusing? Rumah selalu ribut, hubungan kakak-adik pun tak lagi harmonis . Hati-hati moms, jangan sampai pertengkaran anatara buah hati Anda berlangsung hingga mereka tumbuh dewasa. Bisa repot!
Anak-anak belum memahami konsep negosiasi dan kompromi. Saat emosinya memuncak, anak cenderung melampiaskannya secara fisik. Makanya, tak heran jika anak lebih memilih untuk bertengkar secara fisik ketimbang adu mulut. Anda juga bisa kok, meredakan pertengkaran antara si kakak dan si adik lewat beberapa taktik di bawah ini.
1. Ruang kontemplasi
Saat anak bertengkar, segera pisahkan keduanya dalam dua kamar terpisah. Biarkan mereka meredakan emosi masing-masing hingga merasa tenang. Saat emosi reda, minta keduanya untuk duduk dan mendiskusikan masalahnya bersama Anda. Jadilah mediator bagi anak. Dengan begini, anak akan belajar untuk menenangkan emosi sekaligus berdiskusi dengan kepala dingin.
2. Biarkan si kecil bosan
Jika si kakak dan si adik bertengkar saat bermain bersama, pisahkan keduanya dalam dua ruangan berbeda, namun jangan biarkan keduanya menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan komputer. Biarkan mereka merasa bosan dan kesepian, hingga emosi lunak dengan sendirinya, dan keduanya siap untuk berdamai dan bermain bersama lagi.
3. Ada luka, ada denda
Saat anak bertengkar hingga timbul luka-luka di tubuh, berikan hukuman atau denda. Sanksi bisa berupa pekerjaan rumah, seperti menyapu atau mengepel ruang tamu, bisa juga dengan memungut denda berupa uang. Sediakan toples mungil sebagai tempatnya menaruh uang denda. Saat toples telah penuh, ajak si kecil untuk menyumbangkan uang dalam toples pada anak jalanan atau rumah ibadah.
Penting untuk diingat, anak yang melakukan kekerasan pada anak lain tak berarti dirinya yang memulai pertengkaran. Selalu ada kemungkinan si kecil melakukannya sebagai pembelaan diri. Jadi, selidiki akar masalahnya dulu .

5 Alasan Anak Berbohong


Anak berbohong tidak sama dengan orang dewasa berbohong. Apa saja alasan anak berbohong, berikut alasannya:
1. Takut Disalahkan
Anak berbohong dapat disebabkan karena ia memiliki pengalaman buruk tentang menghadapi kesalahan. Jika anak pernah dipojokkan dan merasa “terhukum” ketika bersalah, anak akan memilih opsi berbohong untuk menghindari hukuman, tanggung jawab, atau takut disalahkan.
2. Terlihat Lebih Hebat
Alasan lain ketika anak berbohong, ia ingin terlihat lebih hebat dari yang sebenarnya dan ini terjadi pada anak yang sering dibandingkan dengan anak yang lain.
Rasa kurang percaya diri membuat anak bereaksi ingin mencitrakan dirinya lebih dari yang ia miliki sekarang. Apalagi jika ia berada di lingkungan peer (kelompok sosial) yang hebat.
3. Merasa Tidak Punya Pilihan
Pada pola asuh yang kontrolnya terlalu kuat atau orangtua otoriter, anak selalu berpikir kesalahan adalah sesuatu yang tidak terampuni. Ketika melakukan kesalahan, anak pun menajdi selalu dibayangi ketakutan akan risiko kesalahan.
4. Tidak Ingin Kecewa
Bila orangtua senantiasa menanamkan ekspektasi yang tinggi, anak bisa saja berbohong ketika bereaksi terhadap masalah semata-mata karena tak ingin orangtuanya kecewa.
5. Tidak Dihargai
Prinsip orangtua yang hanya memedulikan hasil dan tidak mempertimbangkan proses ini membuat anak berbohong ketika ia merasa tidak mendapat reward yang cukup.

Ajarkan Kecerdasan Emosi Sejak Dini


Sejak dini balita dilatih mengendalikan emosi, kelak ia disukai teman karena baik hati! Ajarkan kecerdasan emosi sejak dini.
Mengenal emosi diri (mulai usia 2 tahun).
  • Sebutkan berbagai emosi Semisal, balita sedang cemberut, Anda bisa bertanya, ”Kenapa kamu cemberut sayang? Kesal karena dilarang bermain, ya?” Dengan begitu anak dipandu untuk terbiasa mengenali kondisi emosinya dan penyebab munculnya emosi itu. Semakin sering balita mendengar jenis emosi dan pemicunya, ia belajar menilai sendiri emosi seperti apa yang sedang terjadi padanya.
  • Tiap minggu, gambarkan perasaan yang dialami. Anda dapat memberi warna “biru” untuk rasa sedih, “merah” untuk kejutan, “merah muda” untuk  senang dan “hitam” untuk perasaan marah. Bahas dengan anak setiap kali dia merasakan salah satu dari perasaan-perasaan yang Anda tempelkan tanda warnanya di kulkas rumah.
Kontrol diri (bisa mulai usia 2 tahun)
  • Tidak semua keinginan terpenuhi dalam waktu singkat. Ia harus belajar bersabar untuk mendapatkan benda yang ia inginkan. Semisal ia merengek minta es krim. Anda bisa memintanya bersabar karena es krim harus dibeli dulu. Bila balita tetap merengek, tarik napas dalam-dalam dan hitung sampai sepuluh. Tinggalkan anak dengan orang yang bisa dipercaya, lalu temui mereka kembali setelah balita tenang.
  • Menangis atau berteriak-teriak tak akan menyelesaikan masalah. Contohnya, Anda tidak akan tergerak memberikan kue sampai ia bicara dengan suara pelan.
  • Belajar konsekuensi. Jika diajak ke pertokoan dan di sana ia menangis dan merengek, ajak ia langsung kembali ke mobil tanpa membeli apa-apa.
Memotivasi diri sendiri (dari usia 1 tahun).
  • Berlatih menghadapi kesulitan, terbangun mentalitas anak yang kuat, yakni tidak cengeng, tidak menyerah menghadapi kesulitan. Contoh sederhana ketika anak belajar jalan dan ia jatuh, ibu merespon, “Ayo bangun lagi..” Dengan begitu anak akan berusaha bangkit tanpa menangis. Jika Anda langsung menolong, ia cenderung menangis karena dengan menangis ia yakin Anda tidak akan melepaskannya lagi.
  • Belajar bertanggung jawab, ketika anak lelah bermain dan ingin segera makan, arahkan ia untuk membereskan mainannya dahulu baru makan.
  • Memberi kesempatan mencoba dan mengajarkan kemandirian. Pola pengasuhan yang serba melayani kebutuhan anak, membuatnya tak cepat mandiri. Beri dia  motivasi untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Tegaskan ia mampu. Jika gagal, dorong balita untuk mencoba lagi.
Mengenali emosi orang lain/ empati (bisa dari usia 2 tahun).
  • Lewat contoh dan tindakan. Semisal, melihat anak memukul kucing peliharaan. Katakan, “Sakit lho kalau dipukul. Coba kalau Ibu membelai kamu rasanya lebih enak, kan?” Dengan cara ini, secara langsung Anda memberi anak pengertian, memukul itu tidak baik.
  • Beri Pujian . Bila anak berbuat baik, seperti mau meminjamkan mainan pada teman, katakan bahwa sikapnya itu tepat. “Anak Ibu baik sekali mau meminjamkan mainan ke teman. Lihat, temanmu senang sekali.”
  • Perhatikan kebiasaan orang lain. Ajarkan anak untuk memerhatikan kebaikan orang lain. Ajak ia memerhatikan seseorang yang membantu orang lain, “Lihat anak itu, baik sekali ya, mau mengambilkan kotak susu kamu yang terjatuh.”
  • Menunjukkan beragam emosi lewat media seperti gambar, televisi, majalah, buku dan sebagainya. Jangan lupa sebutkan situasi emosi para tokoh dalam media tersebut. Misalnya membacakan buku cerita tentang anak yang gembira karena ayahnya membelikan sepeda yang sudah lama diidam-idamkannya. Beri komentar seperti, “Lihat, Chandra senang karena ayahnya membelikan sepeda.”
Pandai membina hubungan (bisa diajarkan mulai usia 1 tahun).
  • Jangan membatasi lingkungan bermain. Biarkan anak bermain dengan siapa saja yang disukainya.
  • Orang tua perlu mendampingi anak, terutama jika memasuki lingkungan baru. Namun bukan berarti harus selalu berada di sebelah anak, setidaknya ada di sekitarnya. Ini penting mengingat anak belum mampu menilai ”benar” dan ”salah”.
  • Mengajak kumpul-kumpul acara keluarga atau teman-teman seperti acara ulang tahun anak teman atau sepupu. Dengan begitu balita kenal anak-anak dan keluarga lain.
Sudah “Cerdas Emosi” Jika:
  • Mengenali emosi diri. Bila si kecil melihat anak lain menangis atau ngambek, apakah si kecil tahu anak itu sedang sedih atau kesal?
  • Mengontrol diri. Apabila anak lebih menggunakan cara komunikasi verbal untuk menyelesaikan masalah daripada menangis atau berteriak-teriak. Semisal meminta sesuatu yang tidak mungkin didapatnya sekarang.
  • Memotivasi diri. Jika sudah bisa bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya, semisal, membereskan mainannya sendiri tanpa disuruh setelah selesai bermain.
  • Mengenali emosi orang lain. Bila anak mampu berempati kepada kesedihan orang lain. Semisal menghibur teman yang sedang menangis.
  • Membina hubungan dengan orang lain, semisal mengalah meminjamkan mainan kepada adik yang meminta mainannya.

Dibawah 3 Tahun Anak Tidak Disarankan Nonton TV


Banyak orangtua  mengganggap televisi bisa menjadi “teman” saat anak sendirian. Apalagi, anak-anak terlihat lebih tenang saat ditinggal menonton televisi. Akan tetapi, balita usia kurang dari tiga tahun sebenarnya tidak disarankan menonton televisi.
Mengacu pada penelitian-penelitian, ternyata tayangan televisi berdampak buruk pada kemampuan anak berkonsentrasi. “Ini kaitannya dengan kerja neurotransmiter yang berfungsi untuk meneruskan informasi ke sel-sel otak yang terganggu,” kata Dra.Mayke Tedjasaputra, M.Psi, playterapist dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Selain itu, lanjut Mayke, televisi memberikan stimulus yang sangat kuat, baik melalui gerakan, warna, dan suara. “Kalau anak terbiasa nonton televisi, nantinya jika tidak mendapatkan stimulus yang sama kuatnya bagaimana ia bisa memperhatikan. Ini akan terasa dampaknya saat anak di usia sekolah,” imbuhnya.
Anak balita yang dibiasakan menonton TV juga cenderung tidak bisa membedakan kapan waktu untuk menonton, bermain, atau tidur. Ditambahkan oleh Mayke, dampak negatif tersebut juga dirasakan pada anak yang dibiasakan bermain video games.
Selain pengaruh pada kemampuan kognitif anak, televisi juga bisa merusak kesehatan mata anak. “Otot-otot mata anak terutama yang berusia kurang dari 5 tahun masih lemah,” imbuhnya.
Mayke menyarankan agar orangtua memberikan kegiatan lain pada anak sebagai pengganti waktu menonton TV. “Lebih baik anak dibacakan cerita atau diajak bermain daripada nonton TV,” paparnya.
Untuk anak usia 3 tahun, Mayke menyarankan agar waktu menonton TV dibatasi hanya 30 menit setiap hari. “Bukannya acara tersebut jelek, tapi tetap sesuaikan dengan porsinya,” ujarnya.
Mengenai program televisi khusus anak, Mayke berpendapat bahwa sebaiknya orangtua tetap mendampingi anak saat menonton televisi. “Jelaskan apa-apa yang terlihat di televisi, sehingga anak juga diajak berkomunikasi. Dari sini ia akan belajar mendengarkan, memperhatikan dan menyimak. Ini penting sebagai tonggak saat anak belajar,” katanya.